9 Kesalahan Terbesar MU Usai Ferguson Pensiun

9 Kesalahan Terbesar MU Usai Ferguson Pensiun

Pemain MU tertunduk usai pertandingan. (Foto: Scott Heppell / Reuters)

Batam - Manchester United kesulitan meraih hasil bagus sejak ditinggal Sir Alex Ferguson. Ada sejumlah kesalahan yang dilakukan MU sehingga terus terpuruk sampi kini.

Selama 26 tahun dipimpin Ferguson, MU berjaya. Setan Merah merajai sepakbola Inggris dengan memenangi 12 titel Premier League, lima Piala FA, empat Piala Liga, dan dua gelar Liga Champions.

Di era Ferguson pula, MU memiliki pemain-pemain top dimulai dari David Beckham, Ryan Giggs, Wayne Rooney, hingga Cristiano Ronaldo. Fergie kemudian pensiun di 2013 setelah mempersembahkan gelar Liga Inggris ke-20.

Kepergian Ferguson memukul MU. The Red Devils bahkan tidak mampu bersaing untuk gelar juara dan hanya dua kali finis empat besar dalam enam musim terakhir. Tidak bisa dipungkiri terpuruknya MU salah satunya disebabkan karena perekrutan pemain yang nyaris selalu tidak tepat.

Melansir Express, ada setidaknya sembilan kesalahan terbesar yang dilakukan sehingga MU tak kunjung bangkit.

 

1. Menunjuk David Moyes

Manchester United membutukan manajer yang bisa meneruskan kejayaan Ferguson. Namun, MU justru mengangkat Moyes sebagai suksesor manajer legendaris itu padahal belum pernah memberikan trofi bagi Everton. Alhasil, manajer Skotlandia itu cuma bertahan selama 10 bulan saja.

 

2. Menebus Fellaini Terlalu Mahal

Marouane Fellaini memang sebuah aset bagus untuk MU selama bergabung. Namun, keputusan MU merekrut gelandang Belgia itu seharga 27 juta paun, membuktikan ofisial klub tidak kompeten. Sebelumnya, Fellaini hanya dibanderol 22 juta paun saja.

Sejak saat itu MU dilihat sebagai tim yang payah di bursa transfer. Kesepakatan Fellaini memulainya.

 

3. Menjadi Galactico
Setelah era mimpi buruk di bawah Moyes, MU berpikir bahwa menjadi tim galactico bisa menjadi solusi. Namun toh kenyataannya tidak begitu. Angel Di Maria dan Radamel Falcao datang dengan ekspektasi besar, tapi keduanya dianggap tidak cukup bagus untuk bertahan lebih lama.

 

4. Eksperimen Schweinsteiger dan Schneiderlin

Louis van Gaal berpikir Bastian Schweinsteiger dan Morgan Schneiderlin akan menjadi duet lini tengah yang menjanjikan. Fakta menunjukkan sebaliknya. Schweinsteiger sudah melewati performa terbaiknya, sedangkan Schneiderlin tidak pernah cukup bagus sejak awal.

 

5. Mendaratkan Mkhitaryan

Henrikh Mkhitaryan diharapkan bisa mengulang performa cemerlang di Borussia Dortmund. Namun, ekspektasi MU lagi-lagi meleset. Bintang Armenia itu memang tidak jelek, melainkan biasa-biasa saja.

Perekrutan Mkhitaryan hanya menjadi pemanis untuk superagen Mino Raiola di tengah pengejaran MU terhadap Paul Pogba. Sejak saat itu, MU mesti menghadapi sikap-siap Raiola yang kerap membuat kuping manajemen panas.

 

6. Merekrut Sanchez

Lima gol yang berharga 400 ribu paun sepekan. Alexis Sanchez bisa dibilang sebagai perekrutan terburuk Man United dalam sejarah. Dia tidak melakukan apapun di dalam dan luar lapangan, gajinya menciptakan banyak masalah.

 

7. Merekrut Fred

Siapapun yang mengatakan kepada United bahwa Fred berharga 52 juta paun mestinya membohongi klub. Gelandang Brasil itu gagal bersinar dan di musim keduanya di Old Trafford, dia diyakini masuk daftar jual.

 

8. Menentang Jose Mourinho

Jose Mourinho boleh disebut sebagai manajer tersukses MU pasca Ferguson. Manajer Portugal itu membawa MU memenangi Piala Liga dan Liga Europa, serta memimpin skuatnya finis kedua di Liga Inggris.

Meski begitu, Mourinho ngotot minta dibelikan bek tengah di musim panas 2018 tapi toh tidak dikabulkan. Rengekan Mourinho berimbas negatif pada musim lalu.

 

9. Menunjuk Solskjaer pada Maret

MU memenangi 14 dari 17 pertandingan saat menunjuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer permanen di bulan Maret 2019. MU salah. Sejak saat itu laju MU memburuk dan menunggu merupakan hal tepat untuk dilakukan.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews