1.110 Warga Batam Terserang ISPA akibat Kabut Asap

1.110 Warga Batam Terserang ISPA akibat Kabut Asap

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi.

Batam - Penderita Infeksi Saluran Pernafsan (ISPA) di Batam terus meningkat menyusul semakin pekatnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan laporan peningkatan tersebut dia terima dari puskesmas walaupun total penderita ISPA secara keseluruhan belum bisa disebutkan. 

"Di setiap Puskesmas Kota Batam, pasien ISPA meningkat hingga seratus persen," kata Didi, Rabu (18/9/2019).

Selama bulan Agustus saja, Dinas Kesehatan Kota Batam melaporkan, terjadi kenaikan hingga 1.100 pasien. Padahal kabut asap baru menyerang Batam akhir Agustus. Hal ini juga memungkinkan bertambahnya jumlah penderita radang paru-paru di Batam. 

Kabut asap di Batam hari ini juga semakin tebal, Didi mengungkapkan Indeks Standar Pencemaran Udara hari ini di atas 100. 

"Kondisi kabut asap hari ini di setiap simpang dekat titik lokasi puskesmas di atas 100, kategori tidak sehat. Tepatnya 170 dengan parameter PM 10," ungkapnya. 

Kondisi Ispu di atas 100 yang terjadi hari ini, menujukkan tingkat kualitas udara yang merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif dan bisa menyebabkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika. 

Dinas Kesehatan mengimbau untuk seluruh masyarakat Batam tetap menggunakan masker saat berada di luar ruangan. 

Saat ini Dinas Kesehatan meminta Dinas Pendidikan untuk memberikan laporan kepada wali kota tentang kondisi terkini yang berbahaya bagi kesehatan sistem pernafasan pelajar. 

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim Batam, Suratman mengatakan bahwa kualitas udara di wilayah Kepri saat ini terpantau masih dalam kategori sedang.

“Dari yang kami lihat melalui alat, kualitas udara masih di bawah seratus. Jadi masih dalam kategori sedang,” ujarnya ketika dihubungi Batamnews.

Untuk kabut asap ini sendiri, Suratman mengatakan bahwa asap sebagian berasal dari daerah Kepri sendiri dan sebagian dari Provinsi Riau.

“Dari informasi jarak pandang di tiap bandara di Kepri, kondisi ini menyeluruh di wilayah Kepri,” ucapnya.

Untuk jarak pandang sendiri, Suratman menjelaskan saat ini semua daerah sudah masuk ke rendah.

“Ada yang 4.000 meter, ada yang 2.000 meter dan bahkan ada yang 1.000 meter,” kata Suratman.

(das/ude)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews