Ada Capim KPK Bermasalah, Pansel Dinilai Tutup Mata

Ada Capim KPK Bermasalah, Pansel Dinilai Tutup Mata

20 Capim KPK Lulus Tes Profile Assessment. (Foto: Liputan6)

Jakarta - Pengamat Politik Exposit Strategic Arif Susanto mengkritisi kinerja panitia seleksi (pansel) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK). Menurut dia, kinerja pansel saat ini adalah yang terburuk.

"Dari panitia seleksi terdahulu, ini pansel yang terburuk," kata Arief di Kawasan Matraman, Jakarta, Minggu, (1/9/2019).

Arif pun mengungkap alasan mengapa pansel sekarang dinilai paling buruk. Anggota pansel rata-rata dipilih karena ahli dalam keilmuan. Di antaranya seperti Yenti Garnasih, Hendardi dan Indriyanto Seno Aji.

"Kita harus pertanyakan seberapa profesional mereka kalau ada indikasi peluang konflik kepentingan," ungkapnya.

Dia menjelaskan, pansel menjadi sorotan, salah satunya karena meloloskan satu kandidat terindikasi berbohong.

"Tetapi menjadi pertanyaan penting mengapa pansel menutup mata bahwa ada kandidat yang bukan tidak bersedia, tapi menolak memberikan LHKPN. Ada satu dari 20 nama yang berbohong dalam fit and proper test. Pansel seharusnya tidak membutakan diri," ungkapnya.

Arief menambahkan seharusnya presiden memilih pansel tidak hanya berdasarkan kemampuan akademik. Tetapi juga harus melihat aspek integritas dan profesionalisme.

"Kalau pansel fokus pada kemampuan teknisi saya tidak heran kalau mereka memilih penyidik dari kepolisian, jaksa atau mantan Jaksa dan juga orang dari kehakiman," ucapnya.

Kedati demikian, Arief tahu ada perbedaan antara pansel KPK yang dulu dengan yang sekarang. Salah satunya adalah uji kelayakan dan kepatuhan.

"Di masa lalu enggak seterbuka ini, tapi ketika diberikan instrumen lebih lengkap dia gagal memberikan 20 nama untuk jadi pimpinan yang tangguh," tandasnya.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews