Aksi Bela Ulama di Batam: Massa Minta Polri Usut Penyebar Video UAS

Aksi Bela Ulama di Batam: Massa Minta Polri Usut Penyebar Video UAS

Aksi bela UAS di pelataran Samping Masjid Agung Batam, Minggu (25/8/2019). (Foto: Yogi/Batamnews)

Batam - Ratusan massa sahabat Ustad Abdul Somad (UAS) meminta Kapolri mengusut pelaku penyebar video ceramah UAS soal salib. Menurut mereka video tersebut telah dipotong sebelum disebarkan, sehingga seolah UAS bersalah.

Hal itu disampaikan Ketua Aliansi Ormas Islam Kota Batam Abu Gaza. Menurutnya video tersebut sengaja di edit untuk membikin ke gaduhan. "Kita berharap Kapolri mengusut siapa oknum yang sengaja memotong video ceramah Abdul Somad sehingga terjadi kegaduhan seperti ini," kata Gaza.

Ia melanjutkan, sekarang ini kita berada di zaman fitnah. "Dajjal-dajjal sudah bermunculan yang sengaja menfitnah kita semua, hal itu juga saya rasakan sendiri," katanya.

Gazza melanjutkan, kita menangis melihat banyak di media sosial UAS di hujat umat muslim tidak bisa tinggal diam. "Saya menangis melihat Ustad Abdul Somad di hujat dimedia sosial, apakah kita tinggal diam," teriak Abu Gaza kepada seluruh massa. Dengan lantang massa pun menjawab serentak perkataan "tidak".

Ia mengatakan, seharusnya Polri mengusut kejadian ini karena tanpa ada yang menyebarkan video tersebut tidak akan ada kegaduhan. "Kita dan non muslim bersaudara. Entah siapa yang memulai ini," katanya.

Kita ditakdirkan di sini, lanjut Abu untuk membela ulama. Selain itu kita harus menjaga saling menghormati berbeda agama, suku dan ras. "Saya berharap orang di luar sana, non muslim ayok kita jaga kerukunan jangan pancing umat Islam," katanya.

Setelah itu para massa mengemakan takbir dan salawat. Beberapa orator lainnya juga menegaskan akan bergerak jika UAS dipenjara. "Kita akan temanin UAS dipenjara, jangan sampai itu terjadi," ujar para orator.

Sampai saat ini aksi sudah berlangsung terlihat beberapa aparat kepolisian berjaga. Kapolresta Barelang  AKBP Prasetyo Rachmat Purboyo juga mengajak seluru umat muslim dan non muslim menjaga kerukunan beramaga.

"Bela ulama boleh tetapi jangan merusak negara, begitu sebaliknya membela negara boleh tetapi jangan merusak agama," katanya.

Prasetyo mengatakan, seluruh massa berjumlah 400 orang. Aksi berlangsung lancar dan damai. Kegiatan ini dilakukan di halaman samping Masjid Agung Batam.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews