Bullying di Dunia Game, Seberapa Parah?

Bullying di Dunia Game, Seberapa Parah?

Ilustrasi.

Jakarta - Laporan anyar dari lembaga analis industri game, Newzoo, bukan cuma mengungkap tren positif eSport. Ada pula aspek negatif, seperti bullying di dunia game.

Sebelum masuk ke "kabar buruk" dalam laporan itu, mari membahas "kabar baik"-nya lebih dulu. Newzoo menyatakan bahwa game dan eSport punya potensi revenue sebesar USD 152 miliar.

Catatan tersebut tentu bisa menjadi indikasi (positif) tersendiri mengenai perkembangan dunia game, secara khusus eSport, dalam beberapa waktu terakhir.

Di sisi lain, laporan Newzoo turut mengungkap kelamnya dunia yang sama. Disebutkan bahwa 74 persen pemain di Amerika Serikat pernah mengalami harassment atau bullying. Bahkan 65% di antaranya sampai dapat ancaman fisik, stalking, dan harassment berulang.

Lebih jauh lagi, pelecehan dan perundungan dalam dunia game di AS ini lazim pula bernuansa seksis atau SARA. Cuma karena jenis kelaminnya, 38 persen gamer perempuan dalam survei Newzoo kena bully dalam game. Ada sejumlah alasan lain yang membuat gamer jadi korban perundungan.

 

 

Bahkan Dota 2, yang punya reputasi tersendiri sebagai eSport, tak luput dari atmosfer negatif ini. Survei Newzoo mengungkap, 79 persen pemain Dota 2 pernah jadi korban harassment atau bullying.

Temuan Newzoo ini tentu bikin prihatin. Tetapi begitulah faktanya -- paling tidak menurut riset yang dilakuan di AS itu. Kita tentu berharap atmosfer toxic serupa tak perlu ada di Indonesia.

Yuk nge-game tanpa bullying dan harassment!

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews