Kasus DBD di Bintan Melonjak Drastis, Dinkes Intensifkan Gertak PSN

Kasus DBD di Bintan Melonjak Drastis,  Dinkes Intensifkan Gertak PSN

Ilustrasi.

Bintan - Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Timur Kabupaten Bintan mengalami kenaikan 80 persen dari tahun sebelumnya.

Humas RSUD Bintan, Toni mengatakan tercatat penderita DBD yang ditangani oleh pihak RSUD dari Januari-Juli 2019 sebanyak 76 orang. Mereka berasal dari beberapa desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Bintan Timur (Bintim), Bintan Pesisir, Mantang dan Tambelan.

"Dari awal tahun sampai pertengahan tahun ini sudah 76 pasien penderita DBD kita tangani. Mereka berusia dari 0-18 tahun dan juga ada berusia 20-44 tahun," ujarnya kemarin.

Jika dibandingkan priode yang sama di tahun sebelumnya, kata Toni, kasus DBD mengalami peningkatan. Yaitu Januari-Juni 2018 pihak RSUD Bintan menangani 43 pasien DBD sedangkan di tahun ini sudah mencapai 76 pasien. Jadi kenaikan pads priode yang sama itu mencapai 30 pasien.

Pasien DBD yang ditangani RSUD selama 6 bulan terakhir adalah Januari 29 pasien rawat inap dan 2 pasien rawat jalan, Februari 18 pasien rawat inap, Maret 11 pasien rawat inap dan pasien 1 rawat jalan, April 5 pasien rawat inap, Mei 3 pasien rawat inap dan Juni ini tercatat baru 7 pasien yang rawat inap.

Meskipun hingga saat ini belum ditemui ada pasien DBD yang meninggal dunia. Namun perlu diketahui bahwa penyakit tersebut bukan hanya bisa menimbulkan demam bagi si penderitanya saja. Tetapi mampu membuat si penderitanya meninggal dunia.

"Kalau pasien yang kita tangani sepanjang 2018 sebanyak 123 pasien. Pasien yang ada saat ini 76 orang kita sudah tangani mereka dengan baik. Mulai dari pelayanan, pengobatan sampai rawat inap," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan, dr Gama Isnaini mengatakan nyamuk yang menyebabkan DBD itu sangat mudah berkembang biak. Apalagi saat ini musim hujan, air tergenang dimana-mana sehingga populasi nyamuk semakin banyak.

"DBD berkembang dikarenakan minimnya kesadaran masarakat terhadap kebersihan lingkungan. Barang bekas dibiarkan berserakan dan menampung air hujan sehingga nyamuk berkembang bebas dan cepat," sebutnya.

Dengan meningkatnya pasien DBD, kata Gama, banyak permintaan dari warga untuk membasmi nyamuk dengan fogging. Padahal fogging itu tidak terlalu efisien. Karena hanya nyamuk dewasa saja yang terbunuh sedangkan sumbernya yaitu jentik-jentiknya tidak.

Agar jentik dan nyamuk-nyamuk terbasmi semuanya. Dihimbau agar warga terus melakukan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk ( Gertak PSN) dengan pola 3M Plus.

Diantaranya menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air hujan, plus menggunakan pembasmi nyamuk di rumah.

"Kami perlu dukungan masyarakat untuk mengaktifkan kembali program 1 rumah 1 jumantik dengan melakukan Gertak PSN. Cek setiap minggu semua yag berpotensi menimbulkan genangan air baik di dalam maupun di luar rumah," ucapnya.

(ary)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews