Kasus DBD di Kepri Melonjak, Tjetjep: Lima Orang Meninggal Dunia

Kasus DBD di Kepri Melonjak, Tjetjep: Lima Orang Meninggal Dunia

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana.

Tanjungpinang - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kepri meningkat drastis. Sampai akhir Maret 2019 Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat ada 600 kasus dan lima orang diantaranya meninggal dunia. 

Padahal akhir Februari 2019 lalu, angka kasus penderita DBD masih 300 lebih. Kondisi itu naik 100 persen. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana mengatakan, kasus terbanyak terjadi di Kota Batam, Tanjungpinang, Bintan dan Karimun. 

"Dari enam ratus meninggal lima orang di Tanjungpinang, Bintan dan di Batam," katanya, kepada Batamnews.co.id, Sabtu (6/4/2019).

Ia melanjutkan, penyakit ini tidak hanya menyerang balita namun juga remaja yang ada di Kepri. "Kita terus melakukan penanganan yaitu dengan PSN (pembasmian sarang nyamuk)," ujar Tjetjep.

Tjetjep mengatakan, di Tanjungpinang bahkan sudah dikerahkan tim juru pemantau jentik. "Tetapi hal itu kurang masksimal," katanya. 

Pasalnya gerakan pembasmian tidak dilakukan serentak, Ia melihat terutama gerakan dari Camat, lurah, RW/RT masih minim untuk bersama-sama melakukan pembasmian. "Saya lihat tingkat lurah dan lainnya masih hanya sporadis," kata dia. 

Menurutnya, pemberantasan harus dilakukan terus menerus. Masalah kesehatan merupakan tanggung jawab lintas sektoral semua harus berperan tidak hanya dinas kesehatan saja. 

"Dinas kesehatan, puskesmas, ataupun rumah sakit adalah hilirnya, sedangkan masalah ada hulu yang harus diselesaikan," kata dia.

Bahkan di lapangan, ia menemukan pembasmian hanya gencar ketika kepala daerah turun ke lapangan. "Pembasmian dari bawah itu masih kurang, yang kita rasakan, kecuali saat wali kota turun baru gencar pembasmian, jangan tunggu wali kota turun baru ramai," katanya. 

Tjetjep melanjutkan, jika sampai sekarang masih banyak kasus artinya sarang nyamuk masih ada, pembasmian masih minim. "Ini harus menjadi perhatian kita semua," kata dia.

(tan)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews