Mengapa Harus Ada Ketupat dan Opor Saat Lebaran?

Mengapa Harus Ada Ketupat dan Opor Saat Lebaran?

Ilustrasi. (Foto: iStcok)

IDUL FITRI atau biasa kita sebut Lebaran selalu disertai berbagai tradisi meriah dan penyajian hidangan yang istimewa pula. Ada sejumlah hidangan yang dianggap wajib tersaji di meja makan saat hari besar ini tiba. Dua di antaranya adalah ketupat dan opor.

Hidangan Lebaran merupakan bagian tak terpisahkan dari tradisi Idul Fitri di tanah air. Setiap jenisnya selalu memiliki makna filosofis yang mendalam, begitu juga dengan ketupat dan opor. Penyajian kedua jenis makanan ini menjadi wajib karena sekaligus sebagai simbol pengingat umat manusia atas segala kekurangan dan kelemahannya.


1. Ketupat: Simbol Kerendahan Hati untuk Mengakui Kesalahan

Lontong berbungkus anyaman dan kelapa ini memiliki filosofi tersendiri dan sejarah yang panjang. Ketupat merupakan bagian dari tradisi Idul Fitri di tanah Jawa. Makanan ini dipopulerkan oleh salah satu dari Walisongo, yaitu Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga memperkenalkan dua kali perayaan lebaran, yaitu lebaran hari raya idul fitri satu syawal dan Lebaran Kupat. Lebaran kupat adalah perayaan lebaran setelah menjalani puasa sunah tujuh hari pasca 1 syawal. Tradisi lebaran kupat ini berlaku hanya di beberapa daerah yang sebagian besar berada di tanah Jawa.

Seperti unsur-unsur tradisi Jawa-Islam lain yang diperkenalkan sang wali, ketupat juga memiliki makna tersendiri. Ketupat berasal dari kata kupat yang memiliki makna ganda, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (empat tindakan).

 

2. Ketupat dan Empat Tindakan Umat Islam

Laku papat alias empat tindakan yang dimaksud adalah luberan, leburan, lebaran, dan laburan. Keempatnya bermakna berakhirnya puasa, berbagi rezeki berlimpah dalam artian zakat fitrah, peleburan dosa, dan memutihkan kembali hati.

 

3. Anyaman Ketupat Simbol Jalan Hidup dan Sifat Manusia

Bahkan penggunaan janur dan bentuk ketupat yang khas pun memiliki arti tersendiri. Secara fisik, anyaman ketupat juga merupakan simbol jalan hidup manusia yang penuh dengan permasalahan, penuh dengan liku-liku.

Sementara itu, daun kelapa muda yang mudah dibentuk, masih lentur, dan memiliki kondisi yang masih baik, secara filosofis menggambarkan sifat manusia yang dapat dibentuk, diarahkan, dididik agar hidupnya selalu indah.


4. Opor Sebagai Simbol Permintaan Maaf

Penyajian opor sebagai teman makan ketupat saat Lebaran juga bukan tanpa alasan. Opor dibuat dengan kuah santan. Sementara santan memiliki bunyi yang mirip dengan pangapunten. Kata ini berarti permintaan maaf di dalam bahasa Jawa. Jadi penyuguhan opor sebagai pendamping ketupat memiliki makna simbolis mengakui kesalahan dengan tulus dan diikuti meminta maaf.

Demikian makna-makna yang terkandung di dalam dua hidangan wajib Lebaran, yaitu ketupat dan opor. Mari kita lestarikan tradisi kuliner sarat pembelajaran ini.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews