Batam - Diabetes merupakan gangguan regulasi pada gula darah. Pada bulan puasa ini penderita diabetes memiliki risiko yang harus diwaspadai. 

Dokter Rumah Sakit Awal Bros, dr Titis Elvira Nizar mengatakan ada dua risiko yang sering terjadi terhadap penderita diabetes. 

"Penderita diabetes, saat bulan puasa paling rawan terhadap hipoglikemik dan gastropati diabetikum," katanya, belum lama ini. 

Gastropati diabetikum biasa terjadi karena gula tidak terkontrol di lambung, sehingga membuat lambung terasa melar dan kontraksi, diikuti mual dan kembung. 

Saat menjalankan ibadah puasa, penderita diabetes juga rentan terhadap hipoglikemik atau  darah rendah, dimana pada kondisi ini harus dihindari oleh penderita diabetes karena bisa berdampak buruk pada kondisi kesehatan lainnya.

"Dua ini biasanya sering terjadi karena saat bulan puasa antara asupan makanan dan obat tidak terkontrol," jelasnya. 

Penderita diabetes sebenarnya tidak ada larangan untuk menjalankan ibadah bulan puasa. Namun pola diet dan obat-obatan harus disesuaikan saat bulan puasa. 

Untuk diabetes tipe 1 penggunaan insulin tetap dilakukan tiga kali sehari. Yaitu insulin diberikan saat sahur, berbuka dan malam hari. 

"Diabetes tipe satu ini tidak boleh lewat penggunaan insulinnya karena pankreas sudah rusak. Penyakit ini biasanya muncul sejak kecil," ungkapnya. 

Sedangkan untuk diabetes tipe dua yang disebabkan karena pola hidup, dan pengobatannya melalui obat-obatan tinggal menyesuaikan frekuensinya saat puasa seperti anjuran pola makan. 

"Ketika telat sahur, jangan sampai langsung meminum obat diabetes tanpa mengkonsumsi makanan apapun," tegasnya. 

Jenis makanan dan pola makan saat berbuka puasa juga perlu diperhatikan. Karbohidrat murni yang mengandung gula akan sangat berisiko pada penderita diabetes jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung gula tambahan lainnya. 

"Sebaiknya penderita diabetes perbanyak konsumsi makanan tinggi protein dan tinggi lemak," sarannya. 

(das)