Awas! Bahaya Diabetes Mengintai di Bulan Ramadan

Awas! Bahaya Diabetes Mengintai di Bulan Ramadan

Ilustrasi.

Batam - Bulan Ramadan identik dengan kreasi makanan yang manis dan mengandung gula tinggi, sebagai menu pendamping saat berbuka puasa. 

Konsumsi gula yang tinggi pada saat bulan puasa harus diwaspadai karena mampu memicu tingginya gula darah yang berakibat fatal pada diabetes. 

Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Awal Bross Batam, Titis Elvira Nizar mengatakan bahaya lonjakan gula darah mengancam masyarakat karena sistem pola makan di bulan Ramadan yang tidak terkontrol. 

"Saat berbuka puasa kita sering kalap seperti semua mau di makan, ya kue, ya kolak ya es buah ya nasi. Nah inilah yang bisa memicu kenaikan gula darah," kata Titis dalam perbincangan dengan Batamnews.co.id, belum lama ini. 

Padahal, seharusnya saat berpuasa makan harus sesuai dengan pola sebelum puasa. Proses makan juga harus secara bertahap, tidak sekaligus. 

Tingginya kadar gula pada makanan, tidak hanya bisa ditemui pada makanan manis saja, tetapi juga karbohidrat yang mengandung gula murni, seperti nasi, tepung, dan makanan karbohidrat yang sering ditemui sehari-hari. 

Tingginya gula yang terkandung dalam karbohidrat semakin diperburuk dengan adanya gula tambahan sebagai pemanis pada menu buka puasa. Ancaman diabetes bisa menyerang siapa saja termasuk usia dewasa. 

"Jadi diabetes itu tidak hanya mereka yang yang menjalani pengobatan. Tetapi bisa mengintai mereka yang memiliki pola hidup tidak sehat. Penderita diabetes itu ada dua, diabetes fix dan pra diabetes," ujarnya. 

Fix Diabetes adalah pasien yang sudah terdeteksi menderita diabetes baik itu diabetes insulin maupun non-insulin. Sedangkan pre-diabetes adalah gangguan toleransi glukosa.

"Dimana ketika mereka menjalani pemeriksaan gula darah puasa, hasilnya normal, namun saat mereka menjalani tes gula darah sewaktu, gula darah mereka tinggi," jelasnya. 

Seharusnya di usia dewasa masyarakat lebih berhati-hati terhadap konsumsi gula, bukan berarti harus berhenti mengkonsumsi gula, tetapi lebih kepada pengurangan konsumsi gula harian. 

"Terkadang masyarakat menganggap gula darah 200 itu wajar, saya masih merasa sehat ini dok, belum ada keluhan, padahal itu salah, hal itu harus diperiksa lebih lanjut oleh ahli medis," ungkapnya. 

Gula darah yang normal pada tubuh manusia saatbtidak menjalaninpuasa adalah 150, sedangkan saat melakukan puasa yaitu 126. Selain menjaga konsumsi gula, diusia dewasa sehrusnya masyarakat rutin memeriksa kadar gula darah untuk mengontrol tinggi kadar gula dalam tubuh. 

Gula darah yang tinggi akan memberikan dampak buruk tidak hanya pada imunitas tubuh, tetapi juga mampu berakibat buruk pada ginjal, mata jantung dan otak. 

"Terutama usia 30 an kita harus berhati-hati terhadap gula darah karena efeknya ini mampu menjadi silent killer bagi penderitanya," pungkasnya. 

(das)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews