Hari Film Nasional

10 Film Pertama yang Diproduksi di Indonesia

10 Film Pertama yang Diproduksi di Indonesia

Ilustrasi

Jakarta - 30 Maret ditetapkan sebagai Hari Film Nasional. Ketetapan itu merupakan hasil konferensi Dewan Film Nasional pada 11 Oktober 1962 yang kemudian disahkan pada masa kepemimpinan BJ Habibie.

Situs perfilman.pnri.go.id pernah melansir film-film yang pertama kali diproduksi di Indonesia. Berikut 10 film tersebut:

1. 'Loetoeng Kasaroeng' (1926)

Film ini diproduksi dan disutradarai pembuat film dari Belanda, G Kruger dan L Heuveldorp. Film 'Loetoeng Kasaroeng' merupakan film pertama yang dirilis secara komersial.

Pemutaran perdana film ini digelar di Bandung, 31 Desember 1926. Dua bioskop yang memutar film bisu ini adalah Bioskop Metropole dan Bioskop Mejestic.

Film ini pernah dua kali diremake yaitu pada tahun 1952 dan 1983. Cerita film ini diambil dari cerita pantung yang populer di masyarakat Sunda dengan tokoh utama yang menyerupai seekor lutung.

2. 'Eulis Atjih' (1927)

Film 'Eulis Atjih' adalah film bisu bergenre melodrama keluarga. Sutradaranya sama dengan 'Loetoeng Kasaroeng', G Kruger. Film ini dibintangi oleh Arsad dan Soekria.

Film ini diputar bersamaan dengan musik keroncong yang dimainkan oleh kelompok yang dipimpin Kajoon. Kajoon adalah musisi populer saat itu.

Film ini berkisah tentang seorang istri setia, Eulis, yang hidup melarat bersama anak-anaknya karena ditinggalkan oleh suaminya yang pergi berfoya-foya dengan perempuan lain.

Ending cerita ini, harta sang suami habis dan jatuh miskin. Dia pun kembali ke keluarganya. Sang istri pun menerimanya dengan lapang dada.

3. 'Lily Van Java' (1928)

Film ini dibuat oleh seorang sutradara asal Amerika, Len H Roos yang tinggal di Indonesia untuk menggarap film. Namun film ini tidak rampung dibuat karena dia harus kembali ke negaranya.

Proyek film ini kemudian diteruskan oleh Nelson Wong dan David Wong. Keduanya membentuk Halimoen Film dan menyelesaikan film 'Lily Van Java'.

Film ini bercerita tentang seorang gadis yang dijodohkan oleh orang tuanya padanya dirinya sudah memiliki pilihan sendiri. Kabarnya, film Tionghoa pertama yang dibuat di Indonesia ini sangat digemari saat itu hingga filmnya rusak.

4. 'Resia Boroboedoer' (1928)

Film ini diproduksi oleh Nancing Film Co, yang dibintangi Olive Young. Film bisu ini bercerita tentang Young Pei Fen yang menemukan sebuah buku rahasia milik ayahnya.

Buku itu berisi tentang sebuah bangunan candi terkenal di Magelang, Jawa Tengah, Candi Borobudur yang di dalam buku itu disebut menyimpan harta karun.

Harga karun tersebut adalah guci berisi abu sang Buddha Gautama.

5. 'Setangan Berloemoer Darah' (1928)

Film ini masuk dalam jajaran film pertama yang dibuat di Indonesia. Namun sayang, tidak banyak informasi mengenai film ini.

Bahkan sinopsinya saja tidak diketahui secara pasti. Hanya saja, nama Tan Boen San memang tercatat sebagai sutradara film ini.

6. 'Njai Dasima I' (1929)

Film ini diadaptasi dari sebuah karangan G Francis tahun 1896. Cerita ini diambil dari kisah nyata seorang istri simpanan bernama Njai Dasima dengan latar 1813-1820.

Njai Dasima adalah gadis dari Kuripan, Bogor. Dia pindah ke Batavia karena menjadi istri simpanan seorang pria berkebangsaan Inggris bernama Edward William.

Njai Dasima terkenal karena kecantikan dan kekayaannya. Namun akhirnya nasibnya memprihatinkan setelah dipersunting seorang lelaki beristri bernama Samiun.

7. 'Rampok Preanger' (1929)

Film ini disutradarai oleh Nelson Wong. Namun sayang, informasi tentang film ini tidak terlalu lengkap.

Hanya terdapat data tentang pemainnya. MS Ferry dan Ining Resmini. Ining merupakan penyanyi keroncong terkenal di Bandung saat itu.

8. 'Si Tjonat' (1929)

Cerita dalam film ini berputar pada kisah seseorang yang dijuluki si Tjonat. Nakal sejak kecil, si Tjonat (Lie A Tjip) melarikan diri ke Batavia setelah membunuh temannya.

Di kota ini ia menjadi jongos seorang Belanda, bukannya berterima kasih karena mendapat pekerjaan, ia juga menggerogoti harta majikannya.

Tak lama kemudian ia beralih profesi menjadi seorang perampok dan jatuh cinta kepada Lie Gouw Nio (Ku Fung May). Namun cintanya bertepuk sebelah tangan.

Si Tjonat pun nekat menculik Gouw Nio namun usaha jahat itu dicegah oleh Thio Sing Sang (Herman Sim) yang gagah perkasa.

9. 'Si Ronda' (1930)

Film ini disutradaria Lie Tek Swie & A Loepias. Dibintangi Bachtiar Efendy & Momo, film ini bercerita tentang kisah seorang jagoan perkelahian yang mengandung unsur kebudayaan Cina.

10. 'Boenga Roos dari Tjikembang' (1931)

Ini merupakan film bersuara pertama di Indonesia, film ini bercerita tentang hubungan antar etnis Cina & pribumi. 

Disutradarai oleh The Teng Chun cerita ini dikarang oleh Kwee Tek Hoay dan pernah dipentaskan Union Dalia Opera pada 1927, meskipun cuma ringkasan cerita saja, yaitu tentang Indo-Tiongha.

Dan film ini diberitakan oleh pengarangnya film Cina ini adalah karya Indo-Tionghoa.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews