Review Film

Alita: Ketika Robot Lebih Manusiawi dari Manusia

Alita: Ketika Robot Lebih Manusiawi dari Manusia

Alita: Battle Angel

BUTUH penantian panjang bagi pencinta manga, akhirnya Film Alita: Battle Angel dirilis di Indonesia beberapa hari lalu. Film animasi ini dipersiapkan sejak 20 tahun silam.

Persiapan yang begitu lama ternyata tidak membohongi hasil film garapan sutradara Robert Rodriguez itu. Film ini sangat menarik dan berkelas mulai dari animasinya maupun alur cerita.
 
Alita tidak hanya menyuguhkan perkelahian sengit namun juga menampilkan pergolakan kasih sayang. Bukan kasih sayang antara dua sejoli saja tetapi bagaimana kekuatan kasih sayang sebuah keluarga.
 
Alita: Battle Angel merupakan adaptasi dari serial manga berjudul Battle Angel Alita karya Yukito Kishiro. Film Alita dibuat dengan motion capture yang sangat epik. Tidak sia-sia penantian panjang itu dilakukan.
 
Film Alita menceritakan perjuangan robot masa depan Alita (Rosa Salazar) menjaga kebenaran. Ia ditemukan Dr. Ido (Christoph Waltz) seorang dokter yang menyadari potensi Alita.

Seperti film hero lainnya Alita ditemukan dalam keadaan tidak berdaya. Ia tidak ingat masa lalu bahkan siapa namanya.
 
Namun di tempat hidupnya yang baru Iron City ia semakin menemukan jati diri. Alita terus memahami banyakan kekacauan ketika itu.
 
Di kondisi itu Robert Rodriguez menyuguhkan perasaan manusia tidak lebih manusiawi dari robot yang yang hanya dirakit. Terlihat kecurangan dilakukan, kebohongan dimana-mana, saling menindas dan lainnya.
 
Karakter Alita hadir menunjukan kebenaran yang harus ditegakkan, meskipun ia berkorban hingga tubuh mesinnya terbelah akibat melakukan perlawanan.

Ketika Alita dan Hugo (Christoph Waltz) saling menjalin kasih  antara robot dan manusia, kekuatan cinta Alita menyadari Hugo untuk lebih manusiawi.

Film Alita direkomendasikan untuk remaja dan orang dewasa.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews