Mahalnya Harga Tiket Pesawat Bisa Picu Inflasi Maret 2019 di Kepri

Mahalnya Harga Tiket Pesawat Bisa Picu Inflasi Maret 2019 di Kepri

Ilustrasi.

Batam - Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Februari 2019 mengalami inflasi 0,23 persen. Kondisi tersebut juga diperkirakan terjadi pada bulan Maret 2019, namun dengan tekanan yang lebih rendah. 

Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID ) Kepri, Gusti Raizal Eka Putera mengatakan beberapa potensi risiko pendorong inflasi Kepri dari tarif angkutan udara berpotensi masih dalam harga yang tinggi. 

"Selain itu potensi lain dari penyesuaian beberapa tarif seperti tarif sewa rumah dan tukang bukan mandor yang secara historis," ujar Gusti dalam siaran persnya, Sabtu (9/3/2019).

Potensi risiko lainnya dari inflasi pada kelompok bahan makanan disebabkan oleh kenaikan biaya kargo. Untuk itu pengendalian inflasi di Kepri secara konsisten tetap diarahkan untuk mencapai target inflasi nasional, yaitu sebesar 3,5±1% (yoy). 

Ada beberapa langkah yang direkomendasikan oleh pihaknya, seperti meningkatkan koordinasi dengan kantor cabang maskapai penerbangan yang ada di wilayah Kepri sebagai langkah mengendalikan tarif angkutan udara. 

"Melakukan pemantauan harga pangan secara berkala dan antisipasi bila terjadi kenaikan harga tidak terkendali dengan sidak bersama Satgas Pangan ataupun operasi pasar," katanya. 

Kemudian Melakukan pemantauan pasokan bahan makanan secara berkala bekerjasama dengan Satgas Pangan, menyiapkan program dan strategi sejak dini untuk menjamin kecukupan pasokan bahan makanan sebagai mengantisipasi meningkatnya permintaan di bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. 

"Menjaga kelancaran arus bongkar muat dan distribusi untuk bahan pangan, salah satunya melalui otomatisasi peralatan bongkar muat pelabuhan, mengimbau otoritas pelabuhan dan bandara untuk memprioritaskan bongkar muat bahan pangan dan kebutuhan pokok," katanya.

Kemudian, membangun komunikasi yang efektif dengan media secara berkala agar informasi terkait harga kebutuhan pokok dan ketersediaan pasokan dapat diberikan kepada masyarakat sehingga konsumsi dapat dikendalikan.

"Serta bersama-sama dengan tokoh agama mengedukasi dan mengimbau masyarakat agar berbelanja secara bijak sesuai kebutuhan bukan sesuai yang diinginkan terutama menjelang hari besar keagamaan," jelasnya. 

(ret)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews