Belajar Bahasa Asing Sejak Dini, Persiapkan Anak Memasuki Era Teknologi 4.0

Belajar Bahasa Asing Sejak Dini, Persiapkan Anak Memasuki Era Teknologi 4.0

Sagala Riana Bakkara (Foto : Batamnews)

Zaman sekarang, anak dituntut untuk mampu berbahasa asing. Paling tidak anak diharapkan mampu menguasai bahasa internasional semisal bahasa inggris.

Dikatakan bahwa, zaman milenial semuanya membutuhkan kecakapan dalam berbahasa asing. At least, anak mampu berbahasa inggris dan hal ini membuat banyak orangtua berlomba-lomba mendaftarkan anaknya ke beberapa institusi maupun lembaga bahasa asing mulai dari yang sederhana hingga yang ternama.

Menurut Charlotte Mason, untuk mempelajari bahasa asing apapun, patut diketahui bahwa anak belajar bunyi dulu, tulisan belakang. Sekali lagi, anak belajar bunyi dulu baru tulisan

Cara seorang anak belajar bahasa asing adalah paralel dengan cara ia belajar bahasa ibunya. Organ yang harus pertama kali diandalkan adalah telinga, bukan mata. Belajar bahasa pertama-tama mesti bersifat lisan, bukan tulisan.

Terlalu dini diekspos pada bahasa asing tertulis, akan membingungkan si anak, sebab kemungkinan besar berbeda dari bahasa ibunya. Apalagi kalau membaca bahasa ibunya pun mereka belum bisa. Situasi ini akan menghambat anak untuk lekas bisa.

Charlotte berpesan, anak jangan disuruh membaca tulisan bahasa asing sebelum ia telah belajar bagaimana mengucapkannya dengan lancar seolah-olah itu bahasa ibu mereka sendiri. Benamkan dulu telinga anak ke dalam bahasa asing itu sendiri (immerson). Membaca dan menulis bisa dikerjakan belakangan setelah anak merasa sudah cukup nyaman mengucapkannya.

Idealnya, anak diekspos pada cara penuturan yang akurat. Anak-anak kita bisa menggunakan cara alternatif seperti belajar bahasa asing dari kaset, CD audio, audio visual, dan film-film.

Karena itulah anak belajar bahasa asing yang orangtuanya sudah mahir menggunakannya. Biarkan anak sejak awal mendengar kata-kata dalam bahasa asing itu diucapkan dengan benar dan menirukan bunyinya dengan tepat pula. Belajar bahasa asing memberi anak anak anda lebih dari sekedar kemampuan mengungkapkan pikiran dalam bahasa selain bahasa ibunya.

Belajar bahasa asing akan memampukan anak bukan cuma mengucapkan apa yang orang asing ucapkan tapi juga melihat dunia dengan cara orang asing itu melihat dunia. Ini membuatnya lebih apresiatif terhadap perbedaan budaya. Mempelajari bahasa asing membuat anak lebih paham terhadap bahasa ibunya sendiri.

Menguasai satu bahasa asing akan memudahkan anak menguasai bahasa asing yang lain. Leighton menjelaskan bahwa bahasa bukan hanya alat untuk berkomunikasi, tetapi juga alat untuk berpikir.

Salam semangat!                      

Sumber: Buku Cinta yang berpikir Charlotte Mason, Ellen Kristie


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews