Menanti Gebrakan Kadis Kominfo Zulhendri Digitalitasi Kepulauan Riau

Menanti Gebrakan Kadis Kominfo Zulhendri Digitalitasi Kepulauan Riau

Zulhendri (Foto: Batamnews)

Tanjungpinang - Mengikuti perkembangan teknologi adalah hal mutlak di era milenial ini. Itu juga yang menjadi motivasi Zulhendri mengemban amanah sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepri. 

Satu sore, akhir Januari lalu, Zul tiba di Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang. Ia baru dari Bandung beberapa hari terakhir.

Kendati usai melakukan perjalanan jauh, tak terpancar rasa lelah di wajahnya. Batamnews sempat menyambangi Zul ketika berjumpa di Kantor Kepri Smart Province (KSP) Tanjungpinang, Kamis (31/1/2019) sore.

"Oh ya, silakan ada yang bisa dibantu," ujar Zul dengan ramah.

Mantan Camat Bulang Kota Batam ini memang tidak mempunyai latar belakang ilmu teknologi informasi. Namun tentunya sebagai Kadiskominfo kini ilmu tentu kini harus menjadi bagian dari pekerjaannya sebagai kepala dinas. Menurutnya kemajuan teknologi harus dikejar, bukan dibiarkan atau malah dihindari. 

Karir Zulfendri berawal ketika menjadi Camat Bulang sebuah kecamatan di ujung Kota Batam pada tahun 2000. Sebelumnya ia sempat di jabatan yang sama di Kecamatan Belakang Padang pada tahun 1995.

Kemudian pada tahun selanjutnya, tepat 2004 Zulhendri masuk ke dinas pariwisata. Saat itu ia awalnya menjabat sebagai sekretaris Dinas Pariwisata Kota Batam. 

Karir jabatan Zul tidak hanya sampai disitu. Ia mendapat jabatan Kepala Dinas Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol). Pada 2012, Zuhendri diminta menyelesaikan permasahan Perhubungan di Batam. Hingga 2017 ia menjadi Kepada Dinas Perhubungan Kota Batam. Di masa menjadi Kadishub, ia mulai menerapkan beberapa program digital.

Penggerak KIR Digital

Ketika menjadi Kepala Dishub itulah Zulhendri mulai mencoba berpikir dengan orientasi digital dan kemajuan teknologi. Pasalnya pada tahun itu pula sedang gencar-gencar perkembangan teknologi di perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. 

"Saat itulah saya pikir, di perusahaan saja bisa kenapa di pemerintahan tidak," ujarnya. 

Salah satu yang menjadi perhatian Zulhendri ada di sistem pengujian kendaraan bermotor atau Kir. Ketika itu, kir dikatakannya kurang diperhatikan. Calo berkeliaran, kecurangan terjadi dan lainnya.  "Ada saja, yang bermain, ketika itu saya pikir ini tidak bisa dibiarkan," ujar Zul. 

Ketika itulah Zulhendri mencanangkan sistem KIR berbasis digital.  Hanya mengunakan android KIR bisa dilakukan dengan cepat dan mudah. 

Ia memperhatikan banyak mobil yang melakukan uji KIR lolos tetapi sebenarnya tidak layak. Ada yang pakai kaca mobil hitam diatas 25 persen bahkan masih lolos.

Upayanya untuk menghilangkan kecurangan tersebut tidaklah mudah. Pemilik mobil selalu mempunyai cara mengelabui petugas atau bermain dengan petugas. 

"Bahkan ada yang uji KIR pakai mobil kawannya, kan parah itu, ada istilahnya lagi KIR tembak," ujar Pria kelahiran Tanjungpinang itu. 

Saat itu ia akui banyak mobil tidak layak jalan. Bahkan ketika kir macet terjadi di sekitaran kantor.

Zulhendri mulai menerapkan sistem android. Beberapa kecurangan terus dilawannya dengan menerapkan sistem digital. "Seperti mengelabui petugas dengan mobil lain, saya terapkan setiap mobil pakai barcode, jadi uji KIR-nya terintegrasi dengan semua data pemilik mobil," tuturnya.

Penerapan sistem KIR digital tersebut sudah dimulainya sejak 2015 lalu. "Sudah sejak 2009 tidak jalan KIR yang betul itu," katanya. 

Tidak hanya kecurangan yang ditemukan, akibat pratik yang tidak sistematis tersebut akhirnya potensi pungli terjadi di mana-mana. Apalagi saat itu, kata Zul, Presiden RI Jokowi sedang gencar menerapkan tim Saber Pungli. 

Sejak itu ia semakin yakin mengunakan sistem digital yang akan berdampak besar termasuk kepada pendapatan negara. "Setelah kita terapkan, calo tidak bisa bergerak lagi, bahkan warung disekitaran tempat pengujian sepi dari calo," katanya.

Zulhendri pun mengetahui tidak hanya permainan calo saja, beberapa pegawainya ditenggarai juga ikut 'bermain'.  Bahkan tidak tangung-tangung Zulhendri mencari orang yang memang paham teknologi KIR digital tersebut.

"Saya tau mereka (pegawai) bisa dapat satu juta lebih uang tak beres itu. Untuk sistem digital akhirnya kami belajar hingga ke Surabaya," katanya. 

Semenjak itu Zulhendri semakin paham IT sangat perlu untuk masa yang akan datang. Semua orang menurutnya harus memahami hal tersebut.


Ditarik Ke Provinsi

Meninggalkan pondasi digitalisasi di Dinas Perhubungan Kota Batam, Zulhendri lantas pindah ke Pemprov Kepri. Ketika itu terdapat perampingan lembaga. 

Ia pun diminta menjabat sebagai Plt Kesbangpol. Hampir satu tahun Zulhendri dijabatan tersebut. 

Namun pada bulan ke tujuh di Kesbangpaol, Pemprov Kepri melakukan open building lelang jabatan. "Waktu itu ada Kesbangpol, Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo dan beberapa jabatan lainnya," ujarnya bercerita.

Pria yang akrab disapa Zul ini lebih memilih dua jabatan yaitu Kesbangpol dan Diskominfo. Ketika itu boleh dipilih dua jabatan saja.

Memilih dua jabatan tersebut bukan tanpa alasan. Kesbangpol dipilihnya karena memang sudah basic disana. Sedangkan Kominfo salah satu menjadi pilihan Zul adalah untuk melanjutkan kesukaannya kepada IT ketika menjabat di Batam beberapa tahun belakangan. "Saya memang suka IT," kata Zulhendri. 

Pada tanggal 3 Mei 2018 namanya keluar sebagai Kepala Dinas Kominfo Provinsi Kepri. Menurutnya IT adalah wawasan yang menjadi trend setiap saat. Teknologi akan terus berkembang.

"Kalau tidak menguasai teknologi tidak menguasai dunia, di bidang ini saya merasa ada tantangan," kata alumnus Manajemen SDM Universitas Airlangga itu. 

Selain itu, menurut Zul teknologi sangat berdampak terutama dalam kehidupan sehari-hari. "Saya pikir bergelut di IT. Kita mengikuti perkembangan zaman, yang sebenarnya teknologi kita ini masih jauh tertinggal," kata pria lulusan IPDN Cilandak, Jakarta Pusat. 

Merencanakan Kominfo Kepri 2019 Inovasi Digital

 

Ditahun 2019 ini Zulhendri sudah mempunyai berbagai macam program berbasis digital. Mulai dari absensi digital, hitungan tunjangan digital.

Ia memaparkan pada Februari mendatang, Dinas Kominfo Kepri akan meluncurkan Simanja (sistem informasi manajemen kinerja). Simanja merupakan aplikasi yang akan menjadi dasar penghitungan tunjangan kinerja daerah (TKD) bagi PNS. 

Simanja tersebut sudah jauh hari dipersiapkan. Saat ini hanya menunggu peraturan gubernur (pergub) untuk diterapkan. 

Setelah Simanja, Zulhendri juga menargetkan triwulan pertama Dinas Kominfo Kepri juga akan meluncurkan Siap Android (sistem informasi aktivitas presensi berbasis android). Aplikasi tersebut diperuntukkan bagi sistem absensi karyawan Pemprov Kepri menggunakan sistem pengenalan wajah dan dikunci menggunakan koordinat. 

"Jadi sekarang kebiasaanya pegawai setelah finger bisa pulang, atau ke kantin, tetapi dengan Siap Android tidak bisa lagi, karena sudah diatur koordinat tempat, kalau keluar dari koordinat misalnya dari tempat apel absen hangus," katanya Zul menjelaskan kinerja sistem absensi digital tersebut.

Sebelum pelaksanaan apel pagi, karyawan diharuskan melakukan swafoto untuk membuktikan keberadaan mereka di lapangan apel. Swafoto kembali dilakukan setelah apel pagi, sehingga tidak ada yang dapat meninggalkan lapangan sebelum apel pagi selesai.

Saat ini Siap Android sedang dalam proses pembangunan oleh Tim Satgas Pengembangan dan Pembuatan Aplikasi se-Provinsi Kepri. Bagi yang tidak memiliki telpon genggam berbasis android akan disediakan alat khusus. 

"Kemarin sudah didata beberapa permasalahan yang bisa menjadi celah kecurangan. Tetapi Insha Allah semua celah bisa ditutupi. Jadi tak ada lagi yang bisa bohong kalau ditanya lagi di mana. Karena dari koordinatnya bisa tahu keberadaannya di mana," jelasnya.

Tidak hanya itu, selain dua aplikasi tersebut Zulfendri bersama jajarannya akan membangun dan mengembangkan beberapa aplikasi lain utamanya yang bermanfaat bagi masyarakat sedang dalam proses.

Salah satunya Kepri Smart Province (KSP) di Gedung Perpustakaan dan Arsip di Tanjungpinang. Kawasan ini kan dijadikan pusat digital di Kepri.  Saat ini KSP sudah mulai dimanfaatkan. Direncanakan di kawasan ini juga akan dibuka co working space.

Zul juga merencanakan di KSP akan di sediakan tempat konferensi pers OPD dengan awak media. 

"Tidak hanya itu, semua data akan kita sediakan disini untuk wartawan, menjunjung keterbukaan informasi publik. Selama ini tidak ada, semua data OPD," katanya.

Berbagai macam program akan dilaksanakan Zul untuk Kepri yang lebih digital. Termasuk menyediakan teleconference antar petinggi pejabat kedepannya. Pasalnya, Kepri terpisah antar pulau. "Jadi kalau pak Gub di Karimun, tetap bisa rapat dengan pegawainya di kantor," katanya.

Beberapa kinerja belakangan Diskonminfo sudah membuahkan hasil. Zulhendri bersama jajaran mendapatkan penghargaan sebagai pemerintah dengan predikat menjalankan program dengan efesiensi. "Kita bertekad 2019 menjadi tahun inovasi bagi Kominfo," katanya. 

Semua niat baik Zul dan jajaran tentu tidak serta merta bisa dilaksanakan tanpa dukungan stakeholder lainnya. Keinginan Zulhendri, tanah Melayu melek digital patut diperhitungkan.

Yogi Eka Sahputra


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews