Batam - Minat masyarakat menggunakan moda transportasi udara menurun drastis setelah harga tiket penerbangan domestik melambung. Tingginya harga tiket juga dibarengi dengan kebijakan bagasi berbayar yang tarifnya tak kalah mahal.

Imbas kebijakan ini bisa terlihat dalam beberapa hari terakhir. Di Batam, pengguna jasa transportasi udara menurun ditandai dengan sepinya Bandara Hang Nadim dan pembatalan sejumlah penerbangan.

Harga tiket maskapai berbiaya rendah hanya berselisih sedikit dengan maskapai full service. Sementara, harga tiket pesawat tujuan luar negeri malah lebih murah.

Pengamat ekonomi Universitas Internasional Batam, Suyono Saputro menyebut tingginya harga tiket penerbangan domestik dipengaruhi sejumlah faktor.

Persaingan antarmaskapai yang melayani penerbangan internasional cukup tinggi, sehingga mereka berlomba-lomba menurunkan tarif.

“Untuk tiket penerbangan ke luar negeri juga bebas PPN, selain itu banyak biaya lainnya lebih murah seperti avtur lebih murah,” kata Suyono dalam Talkshow di Batamnews, Sabtu (26/1/2019). 

Suyono mengatakan, ada juga kemungkinan subsidi silang dengan tingginya biaya penerbangan domestik dibandingkan penerbangan internasional, jika dilihat dari ketatnya persaingan. 

“Karena penerbangan domestik belum padat, ada kemungkinan subsidi silang dimana harga domestik yang ditinggikan, dengan harapan menghindari kerugian,” katanya. 

Menurut dia seharusnya maskapai lebih terbuka terkait masalah yang dihadapi hingga mengeluarkan kebijakan tersebut. Selain itu, kebijakan tersebut seharusnya dibicarakan bersama dengan pihak terkait. 

“Mereka harus bisa terbuka beban-beban apa yang bisa dibantu pemerintah, jangan diambil sendiri. Sehingga biaya bisa terjangkau bukan murah,” katanya.

(das)