Memilah Kuliner Halal dan Non Halal di Batam

Memilah Kuliner Halal dan Non Halal di Batam

Bisnis kuliner. (Foto: ilustrasi)

Batam - Warung kopi (kopitiam), pujasera dan foodcourt menjadi ciri khas Batam sejak puluhan tahun. Bahkan banyak kopitiam yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun. Keberadannya tetap eksis jadi langganan wisatawan mancanegara maupun lokal hingga kini.

Tempat makan yang mengusung konsep pusat jajanan ini, tersebar di seluruh kota Batam. Semua jenis makanan disediakan di tempat ini mulai dari makanan berat, cemilan, minuman, dan berbagai makanan penutup.

Semua disediakan untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan untuk bersantai. Tak hanya makanan halal, makanan non halal juga tersedia. Kendati menjual menu halal, namun para penikmat kuliner di kalangan muslim agak sedikit khawatir dengan bercampurnya produk yang ada di sebuah tempat.

Pemilik tempat memang biasanya memberikan informasi terkait makanan halal dan non halal. Namun bagaimana sistem kontrol terkait hal ini?

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Batam KH. Usman Ahmad mempertanyakan jaminan tidak tersentuh area halal dari bahan-bahan non halal. “Walaupun area dapur terpisah, terjamin ga peralatannya terkontaminasi ga?” ujarnya.

Usman mengatakan ada hal-hal yang harus sangat dijaga. Misalnya ketika pedagang makanan memilih untuk bergabung dengan pedagang non halal lainnya seperti dalam food court.

“Sebenarnya kalau yang halal harus steril dari tempat-tempat yang dihalalkan. Logistiknya ga bole dicampur. Tukang masak harus muslim, dan memang harus sendiri-sendiri, harus terpisah betul, alatnya. Disitu tidak boleh dijual barang-barang bercampur dengan yang haram dan itu sudah ada ketentuannya,” ujarnya.

Usman mengaku dirinya juga ngeri melihat fakta yang ada dilapangan terkait pencampuran dagangan penjual makanan halal dan non halal. “Saya juga ngeri lihatnya itu,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata mengatakan hal ini masih menjadi PR pemerintah dalam kelangsungan wisata kuliner di Batam, khususnya bagi yang muslim

“Sebenarnya ini masih menjadi satu PR bagi kita juga dalam hal mendirikan tempat makan seperti itu,” ujarnya.

Ardi mengatakan untuk saat ini Pemerintah sedang fokus untuk menjalankan program like Hygiene, untuk selanjutanya didalamnya ketentuan Like Hygene tersebut akan mengatur tentang wisata halal.

“Kita sekarang sedang melaksanakan like Hygiene. Kedepannya Kita akan mendorong wisata halal dan mengelompokkan antara yang halal dan non halal,” ujarnya

Batam sebagai kota wisata, selain dikenal dengan wisata belanjanya, juga dikenal dengan wisata kulinernya. Makanan di Batam menjadi hal yang selalu diburu oleh wisatawan mancanegara (wisman).

Banyak pengusaha kuliner berlomba-lomba menyajikan bisnisnya semenarik mungkin. Tak hanya menu makanan yang memanjakan lidah, Bahkan tempat pun ditata sedemikian rupa untuk kenyemanan pelanggan.

(das)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews