Malaysia Tolak Adakan Semua Acara yang Libatkan Warga Israel

Malaysia Tolak Adakan Semua Acara yang Libatkan Warga Israel

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. (Foto: AP)

Kuala Lumpur - Pemerintahan Mahathir Mohamad menegaskan Malaysia tidak akan lagi mengadakan dan menolak semua acara yang melibatkan warga Israel di dalamnya, termasuk acara olah raga. Penegasan ini disampaikan setelah Malaysia menolak visa atlet Israel untuk bertanding di negara itu.

"Kabinet memutuskan bahwa Malaysia tidak akan mengadakan acara yang melibatkan Israel atau perwakilannya. Ini bagi saya, adalah keputusan yang mencerminkan sikap tegas pemerintah untuk masalah Israel," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah pada Rabu (16/1/2018) seperti dikutip New Straits Times.

Penolakan ini untuk semua acara, baik acara bisnis, olah raga, hingga forum internasional. Selain itu, lanjut Saifuddin, Malaysia juga tidak akan membiarkan perwakilan Israel masuk ke negara tersebut. Keputusan ini berlaku untuk semua warga Israel, tidak peduli atlet, pejabat, atau kepala negara sekalipun.

Malaysia, sama seperti Indonesia, dikenal sebagai salah satu negara pendukung kemerdekaan Palestina. Menganggap Israel penjajah, Malaysia tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Komentar Saifuddin ini disampaikan setelah menerima memo dari 43 organisasi non-pemerintahan yang mendukung Palestina. Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menolak visa para atlet renang Israel untuk bertanding pada World Para Swimming Championships 2019 di Kuching pada Juli hingga Agustus mendatang.

Keputusan Mahathir ini menuai protes dari para atlet Israel. Pasalnya, ikut serta dalam pertandingan ini adalah syarat penting untuk bisa mengikuti Tokyo Paralympic Games 2020.

Ini bukan kali pertama Malaysia menolak masuk atlet Israel. Pada 2015, dua atlet selancar angin Israel ditolak visanya untuk bertanding di Malaysia setelah Negeri Jiran menyatakan tidak akan ada bendera Israel berkibar dan lagu kebangsaan Israel dinyanyikan dalam acara itu.

Pada 1997, Malaysia pernah memperbolehkan tim kriket Israel bertanding di negara mereka karena ketika itu perundingan damai dengan Palestina tengah dijalin. Namun keputusan ini memicu aksi protes besar berujung kerusuhan di jalanan Malaysia.

Mahathir sendiri telah kenyang dengan sebutan anti-Yahudi karena sikapnya yang keras terhadap Israel. Dalam sebuah wawancara, Mahathir menyebut warga Yahudi itu "berhidung bengkok". Hidung bengkok adalah stereotip buruk untuk paras warga Yahudi.

Hal ini sebelumnya juga disampaikan Mahathir dalam buku yang dituliskan pada 1970 berjudul "Dilema Malaysia". "Yahudi tidak hanya berhidung bengkok, tapi secara insting mereka paham betul soal uang," tulis Mahathir dalam buku tersebut.

(*)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews