Mimpi Buruk Donald Trump Sebelum Natal

Mimpi Buruk Donald Trump Sebelum Natal

Donald Trump

Washington - Di Hari Natal Tahun Keduanya di Gedung Putih Presiden Amerika Serikat Donald Trump tinggal sendirian di Washington.

Sembilan lembaga pemerintah ditutup operasionalnya tanpa ada kejelasan kelanjutannya. Kubu Demokrat marah dengan keputusan Trump menutup instansi pemerintah sampai dia mendapat gelontoran dana untuk membangun tembok pembatas. Banyak anggota Partai Republik juga kesal dengan keputusan Trump yang akan menarik mundur pasukan dari Suriah dan Afghanistan. Keputusan Trump itu membuat Menteri Pertahanan James Mattis dan pejabat pimpinan koalisi anti-ISIS akhirnya mundur. Pasar saham juga anjlok karena instansi pemerintah ditutup. Penyelidikan campur tangan Rusia dalam pemilu lalu juga masih menghantui orang-orang dekat Trump.

Dikutip dari kolom penulis Scot Nover di laman the Atlantic, Senin (24/12), dengan mundurnya beberapa pejabat tinggi di pemerintahan, Trump kini ditinggalkan oleh orang-orang yang sebelumnya menjadi andalannya.

Dalam acara bincang-bincang Minggu kemarin di Fox News Sunday dan ABC This Week, pesan dari kubu Demokrat dan Republik cukup jelas: Donald Trump sedang menantang dunia. Tapi menurut kepala staf yang baru ditunjuknya, memang itulah yang diinginkan Trump, betapa pun aneh hal itu kedengarannya.

"Beginilah wajah Washington kalau kita punya presiden yang menolak untuk tetap bersahabat dengan orang," ujar Mick Mulvaney, Direktur Manajemen dan Anggaran Gedung Putih yang baru menggantikan John Kelly sewaktu dia mundur bulan ini.

Ketika pembawa acara, Chris Wallace memulai pertanyaannya dengan kalimat: "Apakah pemerintahan Trump saat ini sudah keluar dari jalurnya?" Mulveney menjelaskan, semua drama sepekan terakhir sebetulnya sudah sesuai dengan rencana. Dia kemudian menyalahkan kubu Demokrat soal tutupnya instansi pemerintah dan mengatakan penutupan ini hanya akan berlangsung sampai setelah Natal. Mulveney juga kemudian menegaskan kembali soal kebutuhan dana membangun tembok pembatas. Soal James Mattis, dia mengatakan hubungan Trump dengan menteri pertahanan itu selama ini pun memang sudah tidak mulus.

Senator Chris Coons dari Delaware mengomentari keputusan Trump yang akan menarik mundur pasukan AS dari Suriah.

"Dengan tiba-tiba menarik mundur pasukan dari Suriah, Presiden Trump seperti memberi hadiah Natal bagi Vladimir Putin dan Ayatullah Khamenei," kata dia.

"Saya sungguh sedih Mattis harus tersingkir," kata Senator Demokrat, Whip Dick Durbin.

Setelah banyak orang penting mundur, Trump kini dikelilingi oleh bawahan yang lemah di pemerintahannya. Di masa kampanyenya Trump pernah sesumbar mengatakan, "Tak ada orang yang paham sistem ini lebih baik dari saya, artinya cuma saya sendiri yang bisa memperbaikinya!" Kata-kata itu kini menjadi kenyataan. Trump kini harus memperbaiki semuanya sendirian. 

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews