Tim Prabowo Kritik Pembangunan Infrastruktur Jokowi

Tim Prabowo Kritik Pembangunan Infrastruktur Jokowi

Jokowi dan Prabowo (Foto: theinsiderstories.com)

Jakarta - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara meluruskan klaim keberhasilan pembangunan infrastruktur jalan tol era pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi yang dianggap melampaui capaian pemerintahan sebelumnya.

Suhendra menegaskan, klaim keberhasilan membangun jalan tol Trans Jawa yang kerap disampaikan Menteri Kabinet Kerja tidak tepat. Sebabnya, jalan tol trans di Indonesia merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan tol nasional. Sehingga, pembangunan itu tidak bisa dilihat terpisah satu dengan lainnya.

"Membangun jalan tol tersebut ada periodesasi waktunya atau masa pelaksanaan konstruksi yang terkadang tidak berbanding lurus dengan periode pemerintahan atau masa jabatan seorang presiden. Melihatnya harus utuh, tak bisa terpisah," kata Suhendra dalam keterangan tertulis, Jumat (21/12).

Suhendra memberi contoh pembangunan ruas tol Cipularang yang pelaksanaan konstruksinya dimulai sejak tahun 2002-2005. Ada 2 era pemerintahan yang terlibat, yakni era Megawati dan era Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY).

Suhendra merincikan, era Megawati menyelesaikan konstruksi sekitar 80 persen (42 km) dari total panjang 54 km tol Cipularang. Sementara era SBY menyelesaikan 12 km atau setara dengan 20 persen total panjang konstruksi.

"Pemerintahan SBY beruntung meresmikan tol Cipularang ini, tapi kan tidak patut apabila capaian era Megawati kemudian diaku-aku atau diklaim sebagai capaian era SBY," ujarnya.

"Sama halnya juga capaian ruas tol Cipali era SBY, akan tidak elok jika diklaim sebagai capaian era pemerintahan Jokowi. Karena ada keberlanjutan proses pembangunan dalam dua era pemerintahan mereka," tambah Suhendra.

Mantan Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum ini meminta pemerintahan Jokowi melakukan evaluasi, apakah pembangunan infrastruktur saat ini memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat dari pada berkutat pada urusan klaim panjang kilometer yang dibangun.

Suhendra pun mengutip data INDEF yang mengatakan, pembangunan infrastruktur era Jokowi tidak memberikan dampak yang signifikan atas penyediaan lapangan kerja. Belum lagi, dampak pembangunan tol ini juga secara tidak langsung akan membuat warung-warung rakyat dan UMKM akan gulung tikar di sepanjang jalur Pantura.

"Dampak-dampak semacam ini harus dipikirkan antisipasinya oleh pemerintah," ucap Suhendra.

Sementara dari sisi pembiayaan infrastruktur, Suhendra juga ingin memastikan apakah pembangunan yang dilakukan Jokowi sudah memberikan dampak positif atas konten bahan baku dan tenaga kerja lokal yang digunakan.

"Karena biasanya jika menggunakan pinjaman luar negeri akan mensyaratkan material bahan-bahan impor dan tenaga kerja asing yang digunakan. Hal seperti ini sudah sangat lazim menjadi persyaratan dalam suatu perjanjian pinjaman pembiayaan asing, khususnya perjanjian dengan Tiongkok" tandas Suhendra.

(aiy)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews