4 Fakta tentang Pelecehan Seksual yang Perlu Anak Tahu

4 Fakta tentang Pelecehan Seksual yang Perlu Anak Tahu

Ilustrasi

Jakarta - Baru-baru ini terjadi pelecehan seksual yang menimpa seorang ibu di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB), Baiq Nuril. Beberapa waktu lalu, ia menerima telepon dari atasannya. Percakapan itu mengarah ke pelecehan seksual. Makanya, dia merekam percakapan tersebut sebagai bukti.

Tapi, Nuril malah dihukum penjara dan dikenakan denda. Ia dikenakan sanksi Undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) karena dituduh menyebarkan rekaman tersebut. Padahal, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, belum tentu Nuril yang menyebarkan rekaman itu.

"Kasus hukumnya yang mencuat seolah ibu Nuril yang menyebarkan informasinya ataupun menyebar rekamannya kemana-mana. Padahal, perlu dicek lagi, itu sebetulnya siapa yang menyebarkan informasi, ibu Nuril atau tidak. Nah memang ponselnya memang dipakai ponsel bu Nuril," ujar Rudiantara kepada detikcom.

Nah, soal pelecehan seksual, ada empat hal yang bisa Bunda sampaikan ke si kecil. Ini sebagai upaya meminimalkan kejadian anak mengalami pelecehan seksual.

1. Apa itu pelecehan seksual?

Dikutip dari Kids Help Phone, pelecehan seksual adalah perilaku verbal atau fisik yang tidak diinginkan yang bersifat seksual. Perilaku ini membuat anak nggak nyaman, malu, tersinggung, dan merasa tidak aman. Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja, termasuk sekolah.

2. Tindakan yang termasuk pelecehan seksual

Karena pelecehan seksual bentuknya nggak cuma secara fisik, jelaskan pada anak tentang tindakan atau percakapan yang termasuk pelecehan seksual berikut ini.

- Menatap dengan tatapan yang tidak pantas.
- Mengatakan lelucon seksual.
- Menampilkan atau mengirim gambar seksual.
- Memaksa memberikan pelukan, kencan, atau perilaku seksual.
- Mengajukan pertanyaan seputar seksualitas dan bagian tubuh.
- Sentuhan yang tidak diinginkan.

3. Efek pada korban

Jika seseorang dilecehkan, itu bukanlah kesalahan dia. Dia nggak perlu bertanggungjawab atas perilaku pelecehan tersebut.

Beberapa efek samping secara emosional dan fisik pun normal terjadi pada korban. Misalnya, cemas, depresi, hingga masalah pada kepercayaan diri.

4. Anak laki-laki juga bisa jadi korban

Dilansir 1&6, pelecehan seksual nggak cuma terjadi pada anak perempuan, Bun. Anak laki-laki juga punya risiko mengalaminya.

Maka dari itu, anak laki-laki juga perlu tahu tentang kasus ini. Pelecehan seksual pada anak laki-laki mungkin dilakukan oleh sesama laki-laki atau juga perempuan. 

Nggak hanya orang dewasa seperti Nuril yang bisa menjadi korban pelecehan seksual. Bunda tentu juga pernah mendengar beberapa kasus pelecehan seksual kepada anak. Karena kasus pelecehan seksual yang semakin marak, Bunda dan Ayah sebagai orang tua harus mengedukasi anak tentang fakta-fakta pelecehan seksual ini.

(pkd)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews