8 Fakta di Balik Perayaan Halloween hingga Jadi Fenomena Global

8 Fakta di Balik Perayaan Halloween hingga Jadi Fenomena Global

Ilustrasi

Jakarta - Di sejumlah negara Barat, pada akhir Oktober ada perayaan unik yang rutin digelar, namanya Halloween. Meski di Indonesia tak seramai di negara-negara tersebut, namun sebagian orang ikut merayakannya.

Dalam perayaan Halloween, biasanya orang akan mengenakan kostum seram atau unik. Tapi, sebelum Anda ikut larut dalam kemeriahan pesta Halloween, ketahui dahulu fakta di balik Halloween seperti dikutip dari laman Oddee berikut ini.

1. Awal ditemukan

Asal mula Halloween sebenarnya masih dikelilingi misteri sama dengan seluruh perayaan di hari itu. Tapi, banyak yang percaya bahwa perayaan ini didasarkan pada sebuah festival penyembah roh oleh bangsa Celtic yang disebut dengan Samhain, artinya 'akhir musim panas'.

Saat itu, festival tersebut diyakini merupakan sebuah acara di mana makhluk supranatural akan masuk ke dunia manusia dan manusia hidup bisa bersatu dengan mereka yang sudah mati. Dikatakan juga bahwa festival itu adalah waktu untuk mengumpulkan makanan dan bahan-bahan lainnya sebagai persiapan memasuki musim dingin. 

Tapi sayangnya, sedikit sekali informasi yang ada mengenai kaitan antara Halloween dengan Samhain, tapi festival ini nampaknya yang paling dekat dengan Halloween sejauh ini.

2. Tradisi trick or treat

Di Abad Pertengahan, anak-anak biasanya mengenakan kostum dan meminta uang atau makanan selama Hallowmas. Hallowmas merupakan jawaban dari Gereja Katolik untuk menghilangkan Samhain. Dengan menggabungkan berbagai kebiasaan dan tradisi dari festival pagan Celtic kuno, mereka menciptakan perayaan baru.

Selama perayaan ini, anak-anak akan memberikan doa dan lagu sebagai bayaran makanan atau uang yang diterima. Tradisi ini disebut dengan 'souling', dan setelah bertahun-tahun kemudian, tradisi berevolusi menjadi apa yang disebut dengan 'guising'. 

Di Inggris, anak-anak kecil akan memakai kostum dan menyanyikan lagu atau melakukan pertunjukkan, dan praktik ini dibawa ke Amerika di akhir abad 19. Saat tradisi ini tiba di sana, berubahlah menjadi apa yang dikenal dengan trick or treat.

3. Halloween di Amerika Serikat

Di masa-masa awal Halloween, perayaan dan tradisi ini masih aneh bagi warga Amerika, dan seiring waktu, Halloween dikenal sebagai perayaan yang kasar di mana orang-orang akan mengerjai orang dan bertingkah tidak bertanggung jawab. Pada tahun 1920, berbagai perusahaan dan institusi mulai mempromosikan Halloween dan komersialisasi Halloween pun dimulai.

4. Asal mula Jack-o-lanterns

Jack-o-lanterns saat ini diukir dari sebuah labu, tapi awalnya dimulai dari ukiran lobak. Nama ikonik dari dekorasi ini datang dari legenda Irlandia mengenai seorang pria bernama Stingy Jack. Menurut cerita rakyat, Jack mengelana di bumi, tidak bisa masuk ke surga atau neraka. Dia berjalan dengan ditemani batu bara yang dimasukkan ke dalam ukiran lobak sebagai penerang jalannya.

5. Berkaitan dengan Irlandia

Beberapa umat Kristen Evangelik percaya kalau Halloween adalah festival setan, karena masih membawa tradisi penyembah roh. Tapi bangsa Celtic yang menemukan tradisi ini, tidak pernah menyembah iblis. 

Faktanya, mereka bahkan tidak memiliki versi Kristen dari perayaan ini. Saat Gereja Katolik berkuasa dan mulai membakar wanita yang diduga seorang penyihir, Samhain sudah lama tidak pernah dirayakan.

6. Kenapa dirayakan 31 Oktober?

Meski Samhain juga dirayakan di hari yang sama, tapi ada alasan astrologis di balik tanggal ini. Orang kuno sering melihat ke langit untuk mendapatkan pengetahuan. 

Halloween jatuh tepat di tengah ekuinoks dan titik balik matahari musim dingin setiap tahun. Halloween juga salah satu dari keempat hari lintas kuartal yang datang dalam setahun.

7. Evolusi menggunakan kostum

Selama festival Samhain, orang-orang biasanya menggunakan kostum untuk menghormati arwah orang yang sudah meninggal. Bertahun-tahun kemudian, tradisi ini berubah menjadi 'guising', di mana anak-anak kecil mengenakan kostum saat mereka keluar rumah untuk mengumpulkan buah atau uang.

Saat festival ini mencapai Amerika, komersialisasi Halloween membawanya ke versi modernnya sekarang. Pada tahun 1920, beberapa perusahaan mulai mempromosikan kostum yang lebih luas lagi untuk Halloween. 

Mereka tidak ingin membatasi Halloween hanya pada kostum seram saja. Beberapa perusahaan mulai membuat kostum karakter kartun dan ikon budaya pop favorit lainnya untuk menciptakan keragaman kostum.

8. Menjadi fenomena global

Sangat menakjubkan bagaimana festival yang usianya sudah berabad-abad telah bertransfrormasi global. Pada 2016, hampir US$8,4 miliar atau sekitar Rp128 triliun (kurs saat ini) dihabiskan orang Amerika untuk Halloween. Tahun 2017, angkanya meningkat menjadi US$9,1 miliar (Rp138,5 triliun). 

Sementara untuk kostum mendatangkan pendapatan sekitar US$3,4 miliar atau sekitar Rp52,8 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya senilai US$3,1 atau Rp47,2 triliun. 

(pkd)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews