AISKI Dukung Produksi Sofa Kreasi Sabut Kelapa di Lingga

AISKI Dukung Produksi Sofa Kreasi Sabut Kelapa di Lingga

Sofa kreasi sabut kelapa produksi pengrajin mebel di Lingga (Foto:ist/Batamnews)

Lingga - Pengrajin mebel di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau menyiapkan sofa kreasi sabut kelapa sebagai tempat duduk Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dijadwalkan berkunjung ke Dabo Singkep, 21 November 2018 mendatang.

Produksi sofa kreasi sabut kelapa ini merupakan yang perdana dibuat di Kabupaten Lingga.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI), Ady Indra Pawennari berharap sofa kreasi sabut kelapa Made in Lingga itu, dapat berkembang mengikuti trend kekinian dan menjadi produk unggulan Lingga yang berbasis pemanfaatan bahan baku dari sumber daya lokal.

"Ini patut kita apresiasi dan dukung penuh. Apalagi, bahan bakunya dari serat sabut kelapa yang sangat mudah ditemui di sekitar lingkungan kita. Ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan kita dari busa yang mayoritas impor," kata dia seperti rillis pers yang diterima Batamnews.co.id, Jumat (9/11/2018).

Pria peraih Anugerah Pahlawan Inovasi Teknologi Berbasis Sabut Kelapa Tahun 2015 itu merupakan inovator pembuatan sofa kreasi sabut kelapa di Indonesia. Pada saat pengrajin sofa kelimpungan karena kelangkaan busa di pasaran, Ady kala itu menawarkan solusi penggunaan serat sabut kelapa yang dalam perdagangan internasional dikenal dengan nama cocofiber.

"Waktu itu, jelang lebaran. Saya berkunjung ke tempat pengrajin sofa di Tanjungpinang untuk reparasi sofa. Pengrajinnya bilang, sudah seminggu tak bisa kerja karena busa kosong di pasaran. Di benak saya langsung muncul ganti pakai sabut kelapa. Sejak itu, semua sofa di rumah dan kantor saya diganti dengan menggunakan sabut kelapa," ujarnya.

Menurut Ady, penggunaan serat sabut kelapa dalam pembuatan sofa dan lainnya dapat mengurangi pemakaian busa dan bahan sintetis lainnya sekitar 80 persen. Jika setiap satu set sofa menggunakan busa sebanyak 10 lembar dengan harga Rp40 ribu per lembar, maka dengan menambahkan serat sabut kelapa di dalamnya sebanyak lima kilogram dengan harga Rp4500 per kilogram, maka penggunaan busa cukup 2 lembar saja.
 
“Secara ekonomis, penggunaan serat sabut kelapa untuk pembuatan sofa ini cukup menguntungkan. Selain memberi nilai tambah bagi petani kelapa, kita juga bisa mengurangi ketergantungan pada impor busa dan bahan sintetis lainnya,” katanya.

(ruz)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews