Jauhnya Temuan Tubuh Korban dan Titik Jatuh Lion Air, Ini Kata Kapushidrosal

Jauhnya Temuan Tubuh Korban dan Titik Jatuh Lion Air, Ini Kata Kapushidrosal

Pencarian Lion Air JT 610.

Jakarta - Upaya evakuasi penumpang dan puing Lion Air JT610 jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat terus dilakukan. Beberapa bagian penting dari pesawat nahas itu juga telah ditemukan meski pun untuk bagian bodi lebih banyak ditemukan dalam bentuk serpihan.

Mengamati bodi pesawat yang mayoritas sepihan, Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro, menduga kuat hantaman yang terjadi di permukaan air begitu kuat.

"Dari jejak penerbangan yang melalui flight radar itu kan sampai dengan kecepatan terakhir hilang itu kecepatan 350 knot berarti kurang lebih di atas 550 km per jam. Bisa dibayangkan kecepatan segitu dan menghantam permukaan air, kalau dengan kecepatan segitu air sudah tidak lunak lagi," ujar Harjo kepada wartawan, Jakarta, Minggu (4/11/2018).

Dia kemudian membandingkan kerusakan bodi Lion Air dan Air Asia QZ8501 yang jatuh di perairan Pangkalan Bun. Saat itu, bodi Air Asia yang ditemukan lebih banyak potongan besar..

"Saya belum dapatkan laporan bangkai pesawat yang besar ya, jadi kalau yang ada sampai terakhir kecil-kecil ya mungkin bisa, mungkin karena kejadiannya beda dengan pada saat Air Asia. Kalau Air Asia itu terkena turbulensi pilot masih berusaha mengendalikan, kecepatan masih bisa dikendalikan hingga akhirnya dia jatuh dengan kecepatan yang relatif enggak kencang seperti sekarang," jelas dia.

"Makanya hancur ya, yang kita dapatkan sampai detik ini bagian-bagian yang keras saja yang tidak rusak, contoh turbin yang sekarang kita dapatkan bagian besar kan. Itu gak mungkin hancur karena memang keras, benda paling keras. Tapi yang lain-lain bodi segala macam sudah berserakan enggak karuan dan sampai dengan sekarang kita belum mendapatkan jasad manusia yang utuh. Karena hantamannya begitu keras," sambungnya.

Hantaman kuat itu juga dapat dilihat dari titik jatuhnya pesawat dan jarak temuan bagian tubuh penumpang yang cukup jauh.

"Sapuan untuk KRI Rigel ini sudah sampai kurang lebih di atas 80 kilometer persegi belum menemukan. Jadi kalau logikanya sudah radius 10 kilometer sudah enggak ketemu, itu cukup luas itu," sebutnya.

Ia pun menegaskan, tim SAR gabungan sudah menyisir lokasi jatuhnya pesawat hingga radius 10 kilometer. Namun, baru Flight Data Recorder (FDR) yang ditemukan.

"Titik FDR yang ketemu harusnya titik pesawat jatuh di situ, jadi kalaupun serpihan loncat gitu sejauh-jauhnya harusnya tidak akan lebih dari 1 kilometer lah ya gitu. Ini kita sudah radius 10 kilometer gitu, mungkin ini informasi awal lah ya nanti rekan-rekan bisa lihat situasi di lapangan," tambahnya.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews