Anak Suku Laut Pulau Mensemut di Lingga Rindukan Pendidikan Layak

Anak Suku Laut Pulau Mensemut di Lingga Rindukan Pendidikan Layak

Anak-anak suku laut Pulau Mensemut berada di bangunan SDN 022 Senayang Kelas Jauh sebelum ambruk ditimpa pohon (Foto:ist)

Lingga - Berada jauh dari pusat desa, kecamatan bahkan kabupaten, sarana dan prasarana pendidikan di wilayah pulau yang ada di Lingga, tidak semuanya dapat diperhatikan oleh Pemda setempat melalui instansi terkait.

Seperti halnya dengan bangunan sekolah dasar (SD) kelas jauh yang ada di Pulau Mensemut, Desa Penaah, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga ini contohnya.

Bangunan sederhana berdindingkan kajang yang terbuat dari daun nipah dan dianyam itu kini jauh dari pantauan aparat pemerintah. Pulau yang dihuni warga suku laut asli tersebut hanya berdiri bangunan sederhana sebagai kelas jauh dari SDN 022 Senayang.

Sekolah berlantaikan tanah dan beratapkan daun rumbia itu awalnya dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat karena peduli terhadap pendidikan anak mereka.

Namun, sayangnya kini bangunan yang menjadi tempat generasi muda penerus bangsa itu menuntut ilmu, ambruk tertimpa pohon hingga hancur tidak bisa dijadikan sebagai tempat belajar lagi.

"Anak-anak suku laut disana (Mensemut) mau sekolah dan belajar. Tapi mengingat sekolah induk yang berada di desa Penaah, sangat jauh kalau untuk anak-anak itu berulang, makanya orang tua dan warga disitu punya inisiatif untuk membangun sekolah dengan swadaya," kata salah seorang aktivis suku laut Lingga, Densy Diaz kepada Batamnews.co.id, Rabu (26/9/2018).

Dia menjelaskan, ambruknya bangunan sederhana yang berdiri diatas pulau kecil di tengah laut lepas itu terjadi tepat pada 17 Agustus lalu. Kondisi itu pun sudah dilaporkan kepada kepala dusun setempat, namun belum ada respon.

"Anak-anak sekarang belajar sementara di bangunan mushala. Saya dapat infonya dari istri ketua RT setempat. Saya juga kaget, kenapa baru sekarang dikasih tahu, ternyata mereka ini masih menunggu inisiatif dari desa," ujarnya.

Sementara itu, ia meminta Kepala SDN 022 Senayang tidak tinggal diam terkait permasalahan tersebut. Jangan sampai ada kesan pembiaran yang dilakukan terhadap bangunan tempat anak-anak menuntut ilmu itu.

"Saya sangat menyayangkan permasalahan ini. Seolah ada pembiaran, apakah karena kepala sekolah jarang ada di tempat sehingga tidak tahu apa yang terjadi?," ucapnya.

Dengan demikian, ia berharap Dinas Pendidikan (Disdik) Lingga dapat segera mengambil langkah terkait kondisi bangunan SDN 022 Senayang kelas jauh itu bisa dimanfaatkan anak-anak suku laut asli menuntut ilmu.

(ruz)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews