Terlalu! Perempuan-perempuan Muda RI Dijual Rp 400 Juta ke China

Terlalu! Perempuan-perempuan Muda RI Dijual Rp 400 Juta ke China

Potret salah seorang korban yang dijual ke China (Foto: Indra Komara/detikcom)

Jakarta - Praktik perdagangan manusia ke China atau Tiongkok terungkap. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapat aduan dari keluarga korban yang anak-anaknya dijual ke China senilai Rp 400 juta.

"Berdasarkan pengakuan korban, mereka diperjualbelikan oleh calo atau agen perusahaan dengan nilai Rp 400 juta per orang," kata Koordinator Jaringan Advokasi Rakyat PSI Muannas Alaidid di DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (19/9/2019).

Muannas mengatakan informasi ratusan juta itu didapat ketika para korban meminta dipulangkan oleh suaminya di China. Korban yang dikawin paksa di China ditahan pulang ke Indonesia karena merasa sudah membeli dengan harga ratusan juta.

"Jadi 400 juta diperoleh berdasarkan informasi korban yang bertanya pada suaminya di Tiongkok. Ketika dia ingin pulang direspons, 'kamu tuh sudah saya beli. Saya kasih agen kamu Rp 400 juta'. Jadi dia menduga dijual oleh agen itu," lanjut Muannas.

Dia pun menilai praktik jual-beli manusia ke China ini sebagai perbuatan yang biadab. Dia meminta pemerintah ikut andil dalam pemulangan belasan WNI yang sampai saat ini masih disekap.

"Bagi saya, yang mewakili keluarga korban berdasarkan informasi yang kita himpun yang kita interview kepada mereka, peristiwa human trafficking diduga 16 WNI yang berada di Tiongkok itu adalah perbuatan biadab yang dilakukan oleh pelakunya," katanya.

"Ini akan menyedihkan jika negara tidak hadir dalam persoalan ini di mana melakukan pembiaran karena ini sudah terlalu lama dilaporkan di Mapolda Jabar, kurang-lebih sekitar 5 bulan. Kalau kemudian aparatur terkait Menlu, institusi kepolisian atau misalnya lembaga perlindungan warga negara yang melakukan pembiaran terhadap ini, ya situasi ini akan mengundang banyak kecaman dari masyarakat," sambungnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PSI Grace Natalie mengatakan ada 16 WNI yang dijual ke China untuk dikawin kontrak. Mereka masih disekap dengan keadaan yang memprihatinkan.

Grace mengatakan kebanyakan WNI yang dijual ke China masih di bawah usia 30 tahun. Bahkan ada yang di bawah umur.

"Sekarang kondisinya memprihatinkan, mereka disekap diberi makan lewat jendela, ada foto menunjukkan luka. Waktu ngobrol di atas ada foto luka di kepala, ada juga keponakan Ibu Yuni yang baru operasi caesar 4 bulan, sekarang dipaksa menikah berhubungan seks. Jadi kondisi memprihatinkan dan mereka terjebak di negara jauh, nggak bisa pulang," katanya.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews