Sampah Plastik di Sepanjang Pantai Lagoi dari Negara Tetangga

Sampah Plastik di Sepanjang Pantai Lagoi dari Negara Tetangga

GGM PT BRC, Abdul Wahab dan Kadispar Bintan, Luki Zaiman Prawira pungut sampah dalam acara WCD, Sabtu. (Foto: Ary/batamnews

Bintan - Tim World Cleanup Day (WCD) Tingkat Provinsi Kepri menyurvei sampah-sampah plastik yang berserakan di sepanjang Pantai Kawasan Pariwisata Lagoi, Bintan berasal dari beberapa negara tetangga.

Perwakilan Hotel dan Resort seluruh Kawasan Pariwisata Lagoi, Hendri mengatakan beberapa karyawan-karyawan hotel dan resort di Lagoi merupakan tim inti dalam menggagas WCD Tingkat Provinsi Kepri. 

Tim-tim ini juga telah berhasil menggebrak dan menggerakan ratusan organisasi dan puluhan ribu masyarakat dalam menggelar aksi bersih-bersih se dunia ini yang dilaksanakan seluruh wilayah di Kepri.

"Meskipun aksi  bersih-bersih WCD ini perdana yang dilakukan di Lagoi. Tetapi Lagoi jadi salah satu kawasan yang ikut serta melaksanakan aksi serentak di 150 negara lainnya," ujarnya di Pantai Lagoi Bay, Sabtu (15/9/2018).

Bedasarkan data internasional yang mengurus kebersihan dan lingkungan mencatat jumlah sampah yang ada di lautan lebih banyak dibandingkan ekosistem ikan sebelum 2050.

Bahkan jika sampah yang dipungut secara serentak ini dikumpulkan dengan ketinggian 10 cm akan cukup menutup daratan seluas negara Argentina.

"Dari survei Tim WCD Kepri, kalau sampah yang datang ke Lagoi ini sangat banyak dan datangnya dari berbagai negara tetangga," jelasnya.

Dunia sudah mengakui jika Indonesia, khususnya Bintan ini telah dikaruniai budaya dan pariwisata. Namun demikian dalam peringakt daya saing patiwisata masih dibawah negara tetangga seperti Singapur, Thailand dan Malaysia.

Sedangkan data world forum 2017 yang dipakai sebagai acuan Kemenpar Ri menunjukan bahwa kelemahan pariwisata di Indonesia adalah di bidang keberlanjutan lingkungan atau inframental socialbelity termasuk masalah sampah di dalamnya.

"Diharapkan Bintan yang dikenal seluruh dunia dengan event skala internasional namun juga rajin menggelar kegiatan mengenai kebersihan lebih besar lagi dari saat ini. Pastinya dikemas melalui unsur budaya, pendidikan dan hal interaktif lainnya," katanya.

Melalui WCD ini, kata Hendri, akan terbentuk semangat berkampanye untuk lebih peduli keberlanjutan lingkungan, pentingnya kebersihan, dan meminimalkan penggunaan plastik. 

Termasuk himbauan tidak membawa botol, minuman kemasan plastik bagi peserta disini. Sehingga memupuk kesadaran akan kebersihan dan lingkungan sekitarnya.

"Kami mencoba menyediakan minuman bagi tamu-tamu dengan menggunakan gelas atau tanpa botol plastik. Ini merupakan bentuk kampanye kita dalam mengurangi sampah plastik," sebutnya.

Gerakan ini tentunya diharapkan bisa berkelanjutan oleh semua pihak meskipun acara ini sudah selesai. Tapi diberbagai kegiatan dan event lainnya aksi ini harus sudah tertanam di jiwa masing-masing individu. 

(ary)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews