MUI Kepri Minta Gubernur Perhatikan Pendidikan Agama di Pulau Terpencil

MUI Kepri Minta Gubernur Perhatikan Pendidikan Agama di Pulau Terpencil

Belajar ngaji (Ilustrasi)

Batam - Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepri minta Gubernur Nurdin Basirun kembalikan program guru untuk pulau terpencil. Hal ini terkait kasus Pulau Pejantan yang terisolir.

"Dulu pernah ada guru diutus kesana," kata Sekretaris MUI Kepri Hedi Safrani kepada Batamnews.co.id, Selasa (11/9/2018).

Hedi mengatakan, pada tahun 2014 Pemrov Kepri mempunyai program mengirim guru-guru ke pulau-pulau terpencil. "Termasuk pulau pejantan itu," katanya.

Namun, terakhir Ia ketahui program itu hanya sampai 2015 setelah itu tidak ada lagi. "Sampai sekarang tidak ada lagi," katanya

Hedi meminta Gubernur Kepri untuk mengembalikan program tersebut. "Kalau bisa dianggarkan kembali," katanya.

Secara kelembagaan kata Hedi, MUI Kepri sudah berkoodinasi dengan MUI Bintan untuk meminta Bupati segera mengirim guru.

"Kalau dari MUI kita sudah tugaskan MUI Bintan untuk membicarakan masalah pejantan dengan Bupati, kita minta sesegera mungkin," katanya.

Bahkan, sejak lama MUI Kepri juga sudah membuat program sendiri yaitu dakwah atau pembinaan di daerah pulau-pulau. Namun anggaran yang diajukan tidak pernah turun dari pemprov Kepri.

"Begitu juga program lain, kesana butuh biaya besar, anggaran kita tidak ada," katanya.

Menurut Hedi semua stakeholder harus ikut peduli dengan kondisi pulau Pejantan. Baik pemerintah, organisasi, dan orang dermawan. 

Menangapi langkah Bupati Bintan mendirikan musala menurut Hedi yang lebih penting mengirim guru.

"Yang penting itu, guru ditempatkan disana untuk memberikan ilmu dasar agama," katanya.

Ia mengatakan, tidak perlu lama, misalnya 3 bulan atau 6 bulan tetapi mereka paham ilmu agama. "Sehingga ditinggalkan mereka bisa mandiri," katanya.

Mendirikan musala dan masjid itu memang bagus. "Tetapi adapun masjid musala megah yang ngisi nggak ada, tidak bagus juga, guru yang penting," kata Hedi.

"Bayangkan jika mendirikan musala 150 juta, umpamanya digaji guru di sana itu lebih bermanfaat. Cara berpikir membina manusia dahulu. Jangan membangun infratruktur," tambahnya lagi.

Apalagi dengan mengadakan kegiatan di Pulau Pejantan. Jangan pula kondisi ini dijadikan pencitraan semata. 

"Cukuplah kita jangan berpola pikir pencitraan diri semata, memang tidak masuk ke media (jika melakukan pembinaan), tetapi Allah melihat itu," katanya.

Saking minimnya pendidikan di pulau terpencil, salah satunya di Pulau Pejantan, Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan akibat tidak ada guru dan ustaz, sebelumnya sempat diberitakan jika warga sampai tidak tahu cara menyalatkan jenazah.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews