Mak Inang dan Mak Andam Berkurang, Begini Cara LAM Munculkan Generasi Baru

Mak Inang dan Mak Andam Berkurang, Begini Cara LAM Munculkan Generasi Baru

Ilustrasi pernikahan adat Melayu yang melibatkan Mak Inang dan Mak Andam (Foto:Net/antv)

Lingga - Keberadaan Mak Inang dan Mak Andam memegang peranan penting pada prosesi perkawinan dalam budaya Melayu.

Kesuksesan prosesi acara perkawinan dimulai dari menggantung kecil hingga hari besar, rasanya sulit dilaksanakan dengan sempurna tanpa kehadiran Mak Inang maupun Mak Andam.

Di Kabupaten Lingga yang merupakan Negeri Bunda Tanah Melayu, kondisi Mak Inang dan Mak Andam sangat mencemaskan. Padahal, keberadaan mereka sudah suatu keharusan.

Maka, untuk menciptakan generasi baru sehingga Mak Inang dan Mak Andam tidak hilang ditengah perkembangan zaman, Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, melakukan berbagai cara, diantaranya dengan melakukan program pelatihan, mulai Senin (3/9/2018) malam.

"Pelatihan Mak Inang dan Mak Andam ini diikuti 69 orang utusan dari 10 pengurus LAM kecamatan dan beberapa utusan dari LAM desa dan kelurahan," kata koordinator pelatihan, Datuk Hj Nurmadiah kepada Batamnews.co.id, Selasa (4/9/2018).

"Tapi, dari 69 orang itu, 6 diantaranya merupkan swadaya sendiri, karena untuk tahun perdana ini belum semua kelurahan dan  desa yang sudah ada pengurus LAM kami minta pesertanya," sambungnya.

Dia menjelaskan, untuk desa dan kelurahan yang sudah terbentuk LAM, namun belum diminta untuk mengirimkan utusannya, akan dilanjutkan pelatihannya di tahun mendatang.

"Dengan adanya pelatihan ini, mudah-mudahan tidak saja dapat menjawab permasalahan jumlah Mak Inang dan Mak Andam, tapi juga menciptakan generasi baru yang paham dengan fungsi Mak Inang dan Mak Andam," ujarnya.

Sementara itu, Ketua LAM Kabupaten Lingga, Datuk Muhammad Ishak berharap, peserta dapat mengikuti pelatihan Mak Inang dan Mak Andam dengan sungguh-sungguh.

"Saya berharap selesai pelatihan ini, puan-puan sebagai peserta pelatihan sudah langsung berperan sebagai Mak Inang dan Mak Andam. Tanpa Mak Inang dan Mak Andam yang baik dan cekatan, prosesi perkawinan adat Melayu akan tidak tertib dan tidak sakral," ucapnya.

Ishak juga berharap, para peserta setelah selesai pelatihan tidak membuat ulah seperti mengeluarkan berbagai dalih segan (malu) menjadi Mak Inang dan Mak Andam. Karena, menjadi Mak Inang dan Mak Andam serta pengatur sangat dituntut kesabaran dan keikhlasanya.

"Kalau nanti ada yang sudah pelatihan tidak mau jadi Mak Inang dan Mak Andam, maka pelatihan ini dianggap percuma saja. Makanya harus serius," katanya.

Diketahui, pelatihan Mak Inang dan Mak Andam tersebut berlangsung selama dua hari mulai 3-4 September 2018 di Balai Adat Melayu Lingga, Kompleks Istana Damnah Daik Lingga.

(ruz)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews