Polisi Turki Bubarkan Demo Para Nenek Pakai Gas Air Mata

Polisi Turki Bubarkan Demo Para Nenek Pakai Gas Air Mata

Emine Ocak, seorang perempuan veteran berusia 80 tahun ditangkap polisi dalam demonstrasi di Istanbul, Turki. (Foto: BBC)

Istanbul - Kalangan ibu dan para nenek di Istanbul, Turki menggelar demonstrasi mengenang anak-anak mereka yang hilang dalam kekerasan pada 1990-an.

Unjuk rasa itu dibubarkan oleh kepolisian setempat menggunakan gas air mata dan meriam air. Polisi juga menahan sejumlah orang, termasuk Emine Ocak, seorang perempuan veteran berusia 80 tahun.

Seperti dilaporkan BBC, kelompok yang disebut Ibu-ibu Sabtu itu telah melangsungkan aksi ini di pusat kota Istanbul sejak tahun 1995. Saat disemprot meriam air dan ditembak gas air mata, mereka sedang melangsungkan aksi ke-700 kalinya.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengutuk kekerasan yang dilakukan polisi terhadap para ibu itu.

Tindakan polisi merupakan "perlakuan kejam dan memalukan terhadap keluarga-keluarga yang mencari keadilan atas kejahatan negara", kata Emma Sinclair-Webb dari Human Rights Watch, kemarin.

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah setempat berkilah bahwa pihak berwenang melarang karena aksi itu dipublikasikan di akun media sosial terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dinyatakan terlarang.

PKK melancarkan perjuangan bersenjata melawan pemerintah Turki sejak 1984, untuk memperjuangkan berdirinya negara Kurdi yang berdaulat di wilayah Kurdistan Turki. Puluhan ribu orang telah tewas sejak itu. Pemerintah Turki menganggap PKK sebagai kelompok teroris.

Semua yang ditahan dalam demonstrasi Sabtu kemarn - termasuk Emine Ocak, yang putranya, Hasan, hilang setelah ditahan pada 1995 - dibebaskan setelah memberikan pernyataan kepada polisi, kata seorang pengacara Turki, Efkan Bolac.

Penghilangan paksa yang menjadi tema unjuk rasa itu terjadi selama puncak pemberontakan PKK.

Aktivis mengatakan pemerintah Turki tidak pernah menyelidiki apa yang terjadi pada mereka yang hilang setelah ditahan.

Polisi pernah mencegah mereka melakukan aksi duduk mereka selama satu dekade antara 1999 dan 2009, tetapi tindakan polisi ini merupakan yang pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir.

Pengguna media sosial berbagi foto dari aksi tahun 1997 yang juga menunjukkan penahanan Emine Ocak.

Gerakan Ibu-ibu Sabtu disebut mengambil inspirasinya dari gerakan ibu-ibu di Plaza de Mayo, yakni unjuk rasa rutin sekelompok ibu Argentina untuk menuntut kejelasan atas anak-anak mereka yang hilang selama kediktatoran militer Argentina.

Di Indonesia, gerakan sejenis dilakukan para ibu dan pegiat HAM setiap hari Kamis di depan Istana Merdeka, disebut "Aksi Kamisan."

(*)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews