Aroma Penipuan Berkedok Agama Kerajaan Ubur-ubur di Serang

Aroma Penipuan Berkedok Agama Kerajaan Ubur-ubur di Serang

Kerajaan Ubur-ubur (Foto: bahtiar/detikcom)

Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat belum menyatakan sikap terkait terungkapnya praktik paranormal Kerajaan Ubur-ubur di Kota Serang, Banten. MUI Pusat menunggu laporan lengkap hasil penelitian dari MUI Kota Serang.

"Begini MUI Kota Serang sudah melakukan penelitian kemudian pengecekan ke lokasi dan sudah melakukan konfirmasi dengan berbagai pihak terkait dengan gerakan atau tindakan yang diduga mengajarkan aliran sesat. Jadi ya kita tunggu laporan dari MUI Kota Serang," Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid saat dihubungi, Senin (13/8/2018).

Zainut mengatakan pihaknya masih menelusuri motif aliran sesat dari Kerajaan Ubur-ubur tersebut. Dia menyebut kelompok itu juga bisa jadi memiliki modus penipuan yang berkedok agama.

"Ya kami akan mencoba menelusuri apakah ini motifnya aliran agama, aliran dalam sebuah agama atau kah apakah ini motifnya, modusnya penipuan. Boleh jadi ini modus penipuan berkedok agama," ujarnya.

Selain itu, Zainut mengapresiasi pihak kepolisian yang telah turun tangan untuk mendalami unsur pidana terkait adanya penistaan agama oleh kelompok Kerajaan Ubur-ubur. Menurut dia, polisi telah bergerak dengan cepat.

"MUI sangat memberikan apresiasi kepada kepolisian yang bergerak cepat untuk melakukan langkah-langkah antisipasi terkait gerakan kelompok tersebut, ini merupakan bentuk kesigapan polisi agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan," imbuhnya.

Sebelumnya, MUI Kota Serang menilai praktik paranormal Kerajaan Ubur-ubur bukan bagian dari ajaran Islam. MUI turun langsung untuk mengecek kebenaran tentang ajaran yang dilakukan oleh Aisyah dan suaminya bernama Rudi Chairil Anwar itu.

Setelah melakukan pertemuan dengan pemilik Kerajaan Ubur-ubur, MUI menilai apa yang diajarkan Aisyah dan suaminya dinilai bukan Islam. Tapi ada beberapa ajaran yang dilakukan oleh pasangan tersebut yang menyinggung ajaran Islam dan membuat resah warga.

Ketua MUI Kota Serang Amas Tadjudin menjabarkan, pertama, Aisyah mengaku sebagai Sunda Wiwitan dan Ibu Ratu Kidul. Ia juga mengaku mendapatkan amanat dari presiden untuk mencairkan sejumlah uang, baik di dalam maupun luar negeri.

Pencairan uang ini, di Indonesia, menurutnya, dilakukan oleh seorang nabi asli Indonesia bernama Muhammad. Dia adalah seorang perempuan.

"Kami berkesimpulan dia bukan Islam. Urusan keresahan dia menyebarkan atas nama Alquran ini sudah meresahkan dan Islam ternodai kalau seperti ini modelnya," kata Amas Tadjudin kepada wartawan, Kota Serang, Banten, Senin (13/8).

Hal lain yang menodai Islam, menurutnya, adalah kelompok ini menyebut alasan mencium Hajar Aswad karena mirip kelamin perempuan. Dan Kakbah, menurutnya, bukan kiblat, melainkan sebagai tempat untuk memuja.

Pasangan suami-istri ini, Amas mengatakan, mempunyai pengikut yang menetap berjumlah 8 orang. Kebanyakan pengikut mereka datang dari luar Banten. Pelaku juga menyebarkan ajarannya melalui media sosial Facebook.


(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews