WHO dan AJI Beri Workshop Imunisasi kepada Wartawan, Ini Tujuannya

WHO dan AJI Beri Workshop Imunisasi kepada Wartawan, Ini Tujuannya

Vinod menyampaikan materi pentingnya imunisasi untuk anak, Sabtu (21/7/2018). (Yogi/Batamenws)

Batam - World Health Organization (WHO) bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Indpenden (AJI) Indonesia memberikan workshop pentingnya Imunisasi untuk Kesehatan. Acara diikuti 25 wartawan di Indonesia, di Hotel Mercure, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (21/7/2018).  

Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Revolusi Riza mengatakan, kegiatan yang dinamakan dengan Health and Nutrition Journaslist Workshop "Imunisasi untuk Kesehatan," diselengarakan divisi pendidikan.

"Divisi Pendidikan AJI sudah menjalankan sembilan kali kegiatan dalam tujuh bulan ini," ujarnya. 

Kegian ini merupakan cara AJI meningkatkan pilar agar profesionalisme jurnalis terwujud.  

"Salah satu pilar meningkatkan profesional jurnalis, supaya wartawan lebih paham," katanya di depan para peserta.

Terkait tema imunisasi, pria yang dipanggil Revo itu mengatakan, WHO, Kementerian Kesehatan RI bersama AJI sepakat bahwa pentingnya imunisasi untuk masyarakat. 

"Kita melihat persoalan ini cukup serius tetapi banyak yang tidak paham, banyak juga isu-isu beredar seperti imunisasi tidak penting, halal haram dan lainnya, itu yang perlu diluruskan," kata Revo.

Terutama, lanjutnya, kondisi di daerah yang rentan tersebar penyakit menular khususnya terhadap ibu hamil dan anak. 

"Telah terbukti edukasi imunisasi di Jawa 90 persen beberapa waktu lalu  sudah berhasil mengurangi penyakit campak dan rubel," katanya.

Ia melanjutkan,  banyaknya hambatan untuk edukasi imunisasi di daerah maka peran jurnalis sangat diharapkan. "Jurnalis salah satu agen untuk merubah itu. Membantu bangsa ke arah yang baik," katanya. 

Senada dengan Revo perwakilan WHO Vinod Bura mengatakan, imunisasi sangat penting untuk dilakukan pasalnya dampak penyakit yang perlu imunisasi seperi campak dan rubella sangat berbahaya. 

"Campak bisa membuat penderita meninggal, sedangkan rubella lebih parah lagi, korban akan mengalami cacat seperti tidak bisa mendengar, katarak, tehambatnya pertumbuhan dan lainnya," katanya. 

Selain itu imunisasi sangat penting karena tidak hanya menyelamatkan penderita namun juga orang lain. "Karena begitu penting, sehingga campak dan rubella program prioritas dan gratis dari pemerintah," ucapnya.

Workshop berlangsung selama dua hari 21-22 Juli 2018. Sebanyak 25 wartawan dari beberbagai penjuru Indonesia mengikuti kegiatan diantaranya diantara dari Aceh, Medan, Pontianak, Makasar, Papua, Padang dan lainnya. 

Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang, juga hadir dalam workshop kali ini. 

Ia memaparkan beberapa data bahwa Indonesia termasuk 1 dari 6 negara termasuk prioritas pencegahan campak dan rubella di dunia. "Penanganan penyakit tidak bisa diobati tetapi harus dengan pencegahan mengunakan vaksin atau imunisasi, makanya ini sangat penting," katanya.

Ia melanjutkan, saat ini pemerintah sedang mengalakan untuk memberikan edukasi pentingnya Imunisasi. "Tahun lalu sudah selesai di Jawa, sekarang tahun 2018 Agustus September masuk ke daerah-daerah," ujarnya.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews