Ketua FKPPK: Tudingan Pertemuan Politik Yan Fitri dan Soerya Asumsi Tanpa Logika

Ketua FKPPK: Tudingan Pertemuan Politik Yan Fitri dan Soerya Asumsi Tanpa Logika

Ketua FKPPK Ismail (Foto: Istimewa)

Batam - Ketua Forum Komunikasi Putra Putri Kepri (FKPPK), Ismail, menilai isu pertemuan Wakapolda Kepri Brigjen Yan Fitri Halimansyah dengan Ketua DPD PDI Perjuangan Kepulauan Riau Soerya Respationo bermuatan politis.

Ismail menduga isu-isu tersebut hanyalah asumsi yang di bangun oleh lawan politik untuk menjatuhkan salah satu calon Walikota Tanjungpinang saat ini. 

“Kebetulan saya ada di TKP waktu itu, jadi saya tau kebenarannya,” kata dia kepada batamnews.co.id, Selasa (26/6/2018).

Yan Fitri dan Soerya secara tidak sengaja bertemu di sebuah kedai di Kopi Batu 10, KM 10, Kota Tanjungpinang pada Sabtu (23/6/2018) lalu.

Ismail bercerita, saat itu dia datang ke kedai kopi Ansar bersama Soerya dan Isdianto hanya sekadar ingin kongkow-kongkow saja tanpa ada maksud lain.

“Itu spontan dipilih tempatnya sama pak Isdianto, dia nawarin tempat itu ke pak Soerya karna setau saya pak Isdianto memang suka ngopi di sana,” ujarnya.

Lanjut Ismail setelah Isdianto mengajak ngopi di sana, tanpa berpikir panjang Soerya sangat setuju dengan tempat itu. 

“Kata Pak Soerya selain kongkow, mudah-mudahan bisa berjumpa pak Ansar karena sudah lama juga tidak berjumpa sama pak Ansar,” ucap Ismail menirukan perkataan Soerya.

Setelah itu Soerya dan Isdianto langsung menuju ke lokasi. Dalam perjalanan, Soerya mencoba menghubungi Ansar, namun Hapenya tidak aktif. Karena tidak juga kunjung aktif, mereka berdua tetap menuju ke kedai kopi itu.

Setibanya di kedai kopi batu sepuluh, Ismail mengatakan Soerya dan Isdianto beserta rombongan segera menuju lantai dua kedai kopi tersebut.

”Katanya pak Ansar suka nongkrongnya di lantai dua,” ucapnya.

Setelah sampai di lantai dua Ismail menanyakan kepada salah satu karyawan di kedai kopi tersebut tentang keberadaan Ansar.

“Kata karyawannya pak Ansar sedang berada di Pekanbaru. Jawaban karayawan itu langsung saya sampaikan kepada Pak Soerya dan pak Isdianto yang saat itu lagi bersalaman dengan sahabat sabat beliau,” ujarnya lagi.

Ismail melanjutkan, Berselang lebih kurang sekitar satu jam kemudian tiba tiba Brigjen Yan Fitri muncul di sana dan sontak membuat kaget Soerya dan Isdianto serta rekan-rekan yang lainnya. 

Yan Fitri datang dan menyalami Pak Soerya dan pak Isdianto beserta rekan rekan lainnya. Saya mendengar ucapan pak Yan waktu itu. 

“Wahh wahh wahh. Ngopi ndak ngajak ngajak ya ucap pak yan kepada pak soerya dan pak isdianto beserta rekan  rekan yang ada disitu,” kata Ismail kepada batamnews.co.id.

Ismail bercerita, suasana di sana penuh canda tawa dan kemeriahan karena kedatangan Brigjen Yan Fitri. 

“Saya mendengar Pak Yan Fitri tau kalau ada pak Sorya dan pak Isdianto ada di lantai dua karena di beritahukan oleh rekan rekan yang ada di lantai satu,” ucapnya.

Lanjut Ismail, tidak lama setelah itu Brigjen Yan Fitri pun pergi meninggalkan kedai kopi batu sepuluh tersebut  dikarenakan kata beliau masih ada urusan yang harus beliau selesaikan.

“Saya tidak mendengar adanya pembicaraan politik disitu. Nggak mungkin juga kita mengadakan pertemuan politik di kandang lawan politik, tidak logika,” kata dia menegadkan.

Menurut dia orang sekelas Soerya, Isdianto dan Yan Fitri bukanlah orang baru dalam dunia politik. Mereka juga tau dimana tempat yang baik untuk melakukan pertemuan politik, 

“Beliau-beliau ini bukanlah orang-orang politik kedai kopi, beliau bisa melakukan pertemuan di tempat-tempat yang bersipat rahasia bilamana beliau mau. Jadi tidak perlulah teman-teman dan rekan-rekan membesar-besarkan masalah dan membuat masyarakat membenci dan merugikan salah satu paslon di pilwako Tanjungpinang nantinya,” ujarnya.

(ude)

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews