Bisnis Hotel di Batam Anjlok Hingga 40 Persen

Bisnis Hotel di Batam Anjlok Hingga 40 Persen

Pengurus PHRI Kepri saat dilantik, Kamis (27/7/2017). (foto: yes/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Akibat lesunya perekonomian Kota Batam membuat gairah bisnis hotel di Provinsi Kepri menurun. Penurunan diperkirakan sampai angka 40 persen pada pertengahan tahun ini. 

Hal itu diungkapkan Kadis Pariwisata Provinsi Kepri Buralimar kepada wartawan ketika menghadiri acara Musda II Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kepri beberapa hari yang lalu.

"Saya sudah bicara bersama ketua PHRI memang tingkat hunian hotel sedang menurun bahkan sampai 30 persen," ujarnya. 

Melemahnya ekonomi menjadi salah satu faktor penurunan tersebut, namun Buralimar tetap optimis kedepan lebih baik lagi. Apalagi setelah aktifnya kembali organisasi pariwisata tertua di Kepri ini PHRI, setelah fakum beberapa tahun.

"Kita harus kembalikan semangat baru, PHRI salah satunya harus membantu. Mereka akan dijadikan mitra pemerintah, bikin iven dan lainnya," paparnya didampingi Ketua Terpilih PHRI Tupa Simanjuntak.

Penurunan tersebut juga dirasakan pihak managemen hotel seperti General Manager Hotel Pacifik Palace Hotel Batu Ampar Ryan Gludicy. Ia mengaku bisnis hotelnya juga mengalami penurunan diperkirakan sampai angka 25 persen dibanding tahun lalu. "Memang turun, semua hotel mungkin merasakan," jelasnya.

Ryan mengungkapkan, saat ini bisnis perhotelan harus mencari solusi agar tidak ikut terpuruk. Salah satunya berupaya untuk merangkul pengunjung internasional bukan domestik lagi. "Kita tidak bisa berdiam diri, kami terus berupaya mencari solusi salah satunya mengharapkan pengunjung internasional," paparnya kepada Batamnews.co.id

Merosotnya bisnis perhotelan di Kota Batam juga dirasakan hotel pendatang baru, seperti yang diungkapkan General Manager Vanilla Hotel Madiah. Ia menjelaskan, pendatang baru memang dua bulan terakhir ini bisnis hotelnya menurun. Bahkan ia mengaku penurunan tersebut sampai 40 persen. "Sebagai pendatang baru ya biasalah, kita masih dalam proses promosi, semoga ke depan lebih baik lagi," katanya.

Selain itu, hal yang sama juga dialami oleh pembisnis hotel yang berada di pulau lain salah satunya Karimun. Seperti yang diungkapkan Kohidir, di Karimun penurunan tersebut hingga 40 persen. Ia menduga akibat menurunnya bisnis galangan kapal yang otomatis akan berimbas kepada tingkat kunjungan hotel. "Bahkan ada yang 50 persen turunnya," ujar Kohidir yang juga Ketua DPC PHRI Karimun.

Ia menjelaskan, mengarapkan tamu dari galangan kapal artinya bisnis hotel mengharapkan tamu musiman. Kedepan seharunya bisnis hotel mengharapkan tamu rutinitas. Seperti tamu festival atau iven yang diadakan dinas pariwitsata. "Ya kalau kita harapkan tamu musiman ya itulah resikonya," ujarnya kepada Batamnews.co.id setelah acara musda selesai, di Nagoya Mansion.

Dalam penyampaian Ketua Umum PHRI, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) di Kepulauan Riau selama tahun 2016 terdapat 71 hotel berbintang dengan 8.670 kamar, sedangkan 128 hotel non berbintang dengan 4.221 kamar. 

(yes)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews