Duh, ISIS Culik 90 Orang di Desa-desa Kristen

Duh, ISIS Culik 90 Orang di Desa-desa Kristen

Afghanistan, Batamnews.co.id - Para militan Negara Islam telah menculik sedikitnya 90 orang dari desa-desa Kristen Assyria di timur laut Suriah, Selasa (24/2/2015).

Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris untuk Hak Asasi Manusia mengatakan penculikan itu terjadi setelah serangan fajar di desa-desa yang dihuni oleh minoritas Kristen kuno di dekat kota Tel Hmar, sebuah kota terutama Asyur, di pedesaan barat kota Hasaka, kota utama yang dikuasai Kurdi.

Serangan terbaru bertepatan dengan dorongan oleh Suriah Kurdi di timur laut Suriah dekat perbatasan Irak sejak Minggu yang diperparah kerugian bagi kelompok militan di Suriah.

Di Afghanistan, Selasa, orang-orang bersenjata bertopeng menculik 30 pria Muslim Syiah yang bepergian dengan bus melalui selatan negara itu, kata para pejabat.

Para pria, anggota kelompok etnis minoritas Hazara, disita Senin malam di provinsi Zabul, di jalan antara kota barat Herat dan ibukota, Kabul.

Muslim Syiah Hazara yang sering menjadi sasaran kekerasan sektarian di tangan ekstremis Muslim Sunni di Pakistan dan Afghanistan.

"Sopir kami melihat sekelompok pria bertopeng berseragam Afghanistan Army sinyal dan dia pikir mereka adalah prajurit sehingga ia berhenti," kata Nasir Ahmad, seorang pejabat perusahaan bus Ghazni Paima seperti dilansir dari Japan Times.

"Orang-orang bersenjata mengambil 30 Hazara pergi dengan mereka."

Ahmad mengatakan para penculik mengambil hanya orang-orang pada dua bus, tidak termasuk perempuan dan anak yang ikut bepergian.

Belum ada yang bertanggungjawab terhadap penculikan itu, namun penculikan diduga meminta tebusan dan diduga mereka adalah milisi lokal dan gerilyawan Taliban yang umum di Afghanistan.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Sediq Sediqqi mengatakan, polisi melakukan segalanya untuk memastikan pembebasan mereka.

Hampir 200 Hazara Syiah tewas pada awal 2013 dalam dua serangan besar di kota Pakistan Quetta, ibukota provinsi Baluchistan yang berbatasan dengan Afghanistan selatan.

Pasukan NATO pimpinan AS mengakhiri misi tempur mereka di Afghanistan pada akhir Desember setelah lebih dari satu dekade memerangi Taliban, setelah gagal sepenuhnya untuk memadamkan pemberontakan mereka.

Korban sipil meningkat tajam tahun lalu sebagai kekuatan lokal mengambil tugas memerangi militan, dengan 22 persen lebih tewas atau terluka dalam konflik dibandingkan tahun 2013.

Ada kekhawatiran baru-baru ini bahwa pengaruh kelompok Negara Islam, yang memiliki agenda sangat anti-Syiah, bisa tumbuh di Afghanistan.

Menteri Pertahanan AS Ashton Carter Baru mengatakan hari Sabtu bahwa Washington serius mempertimbangkan memperlambat laju penarikan pasukan dari Afghanistan sebagai pertarungan terus melawan tangguh pemberontakan Taliban.

 

[snw]


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews