Lantamal IV Klaim Berhasil Ungkap Sejumlah Kasus Besar

Lantamal IV Klaim Berhasil Ungkap Sejumlah Kasus Besar

Danlantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI S. Irawan (Foto: Ist)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI S. Irawan mengklaim berhasil mengatasi sejumlah kasus di perairan Kepulauan Riau maupun Selat Malaka. 

Bahkan para pelaku kejahatan kini berpindah wilayah operasi ke luar wilayah perairan Indonesia.

Dalam tiga tahun terakhir, kata Irawan, sejumlah kasus berhasil ditangani diantaranya minyak ilegal, perompakan di laut, pencurian dengan kekerasan di laut, penyelundupan, illegal fishing, kejahatan asuransi, pencurian BMKT (Barang Muatan Kapal Tenggelam), penangkapan kapal  MV Viking buruan Interpol, penangkapan warga asing yg membuat film dokumenter dilakukan di wilayah perairan Selat Malaka tanpa izin, narkoba, pelanggaran wilayah kapal asing, pencemaran laut dilakukan kapal-kapal yang membuang limbah.

Selain itu, imbuhnya,  perdagangan manusia, SAR laka laut, dan pelaku-pelakunya dapat kita tangkap sebanyak 81 orang, bahkan dari deretan kasus-kasus tersebut sebagian besar sudah berkekuatan hukum tetap dan pelaku-pelakunya sudah menjalani hukuman sesuai dengan derajat kesalahan masing-masing yang diputus pengadilan.

Hal itu diungkapkan Irawan terkait dengan keberhasilan WFQR (Western Fleet Quick Response) Lantamal IV dalam mengungkap kasus-kasus besar yang berskala internasional yang terjadi diwilayah Kepri (Minggu 28/8).

“Semua keberhasilan itu berkat intruksi pemimpin TNI AL dan Pangarmabar. Kita telah membuktikan kepada dunia internasional bahwa Selat Malaka dan perairan perbatasan aman bagi pengguna laut, saat ini tidak ada lagi pemberitaan negatif tentang Selat Malaka dan berhasil kita tekan hingga titik nol,” ujar dia.

Kemudian pencurian Tanker MT Ad Matsu berbendera Singapura pada tanggal 7 Agustus saat berlayar terjadi di 02° 00.93E -104° 52.94E , 34NM SE of Pulau Aur, Johor, Malaysia dan kasus kapal Tanker Vier Harmoni  yang dilarikan krunya dari perairan pelabuhan Kuantan Malaysia membawa BBM HSD 900 KL merupakan target utama buruan WFQR-4 dengan  mengerahkan unsur udara helikopter BO-105-NV-409 dan pesawat patroli maritim jenis CN 235-P861 dan berhasil ditangkap KRI Gilimanuk-531 diperairan Pulau Dato Kalimantan Barat, kedua kasus tersebut berawal diwilayah perairan Malaysia. 

Irawan mengatakan, saat ini terjadi pergeseran wilayah para pelaku kejahatan melakukan aksi kejahatanya di luar perairan Indonesia. 

Ia menduga karena dianggap minimnya pengawasan di wilayah tersebut,  sementara di perairan Indonesia patroli dan pengawasan sangat ketat.

Ketiga Negara Indonesia,Singapura dan Malaysia saat ini bekerjasama bertukar informasi dengan (ILO/IFC) International Liaison Officers Information Funsion Centre Naval Base Angkatan Laut Singapura dan APMM Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia bila terjadi sesuatu, informasi cepat kita terima dan ditindak lanjuti secara cepat.

Selain itu kata Danlantamal-IV kita memaksimalkan Puskodal yang kita miliki didalam memantau pergerakan unsur-unsur operasi Armabar, sehingga keterpaduan dan sistim komando pengendalian berjalan seiring sejalan dan pada akhirnya operasi yang kita laksanakan berjalan efektif dan efesien.

Sementara itu untuk mensiasati letak geografis   Kepulauan Riau yang sembilan puluh enam persen wilayahnya adalah laut membutuhkan kecepatan, keterpaduan, dan koordinasi yang erat antara Lantamal IV, Bakamla, Bea Cukai, Polda Kepri, KKP, Pemda Kepri, Basarnas, HNSI dan komponen lainya.

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews