Natuna Memanas Setelah China Ancam Indonesia, Istana: Kita Tidak Korbankan Kedaulatan!

Natuna Memanas Setelah China Ancam Indonesia, Istana: Kita Tidak Korbankan Kedaulatan!

KRI Imam Bonjol 383 yang ditugaskan menjaga laut Natuna. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Istana memberikan pernyataan terkait tudingan pihak China yang menyebutkan TNI AL telah menembaki dan melukai nelayan mereka. Insiden itu disebutkan terjadi setelah aparat keamanan Indonesia menangkap nelayan China karena melakukan penangkapan ikan secara ilegal di wilayah Indonesia.

"Jangan didefinisikan ada penembakan. Jangan disimpulkan itu dulu. Tentu Presiden sudah dapat laporan dari pembantunya pasti, apakah itu dari panglima TNI, apakah itu dari Menlu, apakah itu dari Menko Polhukam, kejadian sebenarnya seperti apa. Itu kan klaim kan. Klaim dari pihak di sana. Harus jelas dulu, benar enggak itu ada peluru nyasar atau tidak," kata Juru Bicara Presiden, Johan Budi Sapto Pribowo di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/6/2016).

Pagi hingga siang tadi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan memang sempat dipanggil oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun Johan belum memastikan isi pertemuan mereka.
 
Sementara, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, tidak perlu menanggapi protes dari China.
"Enggak perlu kita tanggapi. Yang penting, kita cari solusi baik-baiklah," kata Luhut usai bertemu Presiden Joko Widodo.

Luhut mengatakan, Indonesia tetap ingin menjaga hubungan baik dengan China. Terlebih, antara Indonesia dan China adalah negara tetangga dan mempunyai hubungan yang cukup baik. "Tetapi, tanpa mengorbankan kedaulatan negara kita," katanya.

Terkait insiden yang disebutkan oleh pemerintah China, ada tembakan yang mencederai nelayannya, Luhut membantah tudingan itu. "Enggak betul. Semua sesuai aturan," katanya.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti menilai hal biasa saja Pemerintah China melakukan protes terhadap Indonesia lantaran kapal nelayannya ditindak TNI Angkatan Laut (AL).

Menurut Susi, tindakan TNI AL bagian dari penegakan kedaulatan RI. "Saya pikir TNI AL sudah betul," ujar Susi di Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (20/6/2016).

Terkait tindakan kapal nelayan China yang diduga melakukan illegal fishing, Susi mengaku belum ada arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepadanya. Meski demikian, Susi mengaku sudah memberikan masukan kepada presiden agar memperlakukan China seperti negara-negara lainnya.
 
Sebelumnya, Otoritas Tiongkok menuduh bahwa AL Indonesia menembak nelayan China dan melukai salah satu di antaranya. Pihak Kementerian Luar Negeri China dikabarkan sudah mengajukan protes atas hal tersebut.

Dikatakan bahwa dari kapal AL Indonesia diketahui mengeluarkan tembakan ke perahu nelayan China di wilayah yang dianggap termasuk bagian Laut Tiongkok Selatan. Akibatnya, satu awak terluka dan tujuh lainnya masih ditahan.  

"China sangat protes dan mengutuk penggunaan kekuatan yang berlebihan, tindakan Indonesia melanggar hukum internasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin pada 20 Juni 2016,

Dia menegaskan bahwa Indonesia harus segera mengendurkan tindakan agresif di wilayah tersebut.

“China mendesak Indonesia untuk berhenti mengambil tindakan yang meningkatkan ketegangan atau memengaruhi perdamaian dan stabilitas,” katanya.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews