Mengenai Monumen Kemanusiaan Camp Vietnam

Malu dan Depresi Diperkosa Ramai-ramai, Alasan Gadis Vietnam di Batam Pilih Bunuh Diri

Malu dan Depresi Diperkosa Ramai-ramai, Alasan Gadis Vietnam di Batam Pilih Bunuh Diri

Foto-foto para pengungsi Vietnam di Batam (Foto: Istimewa)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Malu dan depresi menjadi alasan seorang gadis Vietnam, pengungsi di Pulau Galang Batam, Kepulauan Riau, mengakhiri hidupnya. Tinh Nham Laoi, diperkosa secara beramai-ramai oleh tujuh orang pria sesama pengungsi Vietnam.

Pulau Galang memang dikenal sebagai lokasi pengungsian para korban perang saudara Vietnam yang lari dari negaranya pada tahun 1979 silam. 

Jumlah mereka pada saat itu mencapai 250 ribu orang. 

"Tinh Nhan Loai nekat mengakhiri hidupnya setelah diperkosa oleh 7 orang pengungsi pria," ujar Sumardi saat ditemui belum lama ini.

Di lokasi pemerkosaan itu, kini dibuat monumen bersejarah dan kemanusian.

Tugu tersebut bernama Humanity Statue. Dari penjelasan tertulis bahwa tugu atau patung itu didirikan oleh para pengungsi untuk mengingat musibah yang menimpa seorang wanita bernama Tinh Nhan yang diperkosa oleh sesama pengungsi di lokasi di mana patung itu berada kini. Tinh Nhan bunuh diri tidak lama sesudahnya.

Monumen itu dalam rangka mengenang peristiwa tragis. Para eks pengungsi Vietnam itu kini sudah berada di negara ketiga dan sebagian kembali ke negaranya, setelah perang saudara di negara komunis itu reda.

Pemerkosaan bukanlah satu-satunya tindakan kriminal yang dilakukan oleh para pengungsi di sana. Beberapa dari mereka juga mencuri, bahkan membunuh. Oleh karena itulah sebuah penjara juga dibangun di tempat ini. 

Penjara ini digunakan untuk menahan para pengungsi yang melakukan tindakan-tindakan kriminal tersebut, juga untuk menahan pengungsi yang mencoba melarikan diri.

Ratusan ribu pengungsi Vietnam itu pada awalnya datang menggunakan perahu. Mereka mengarungi lautan berbulan-bulan hingga menemui daratan. 

Para pengungsi Vietnam mengungsi sekitar tahun 1979. Pada saat itu tengah berkecamuk perang saudara di negera mereka. Pada saat melakukan pengungsian diantara banyak diantara mereka yang tidak pernah mencapai tujuannya.

Dalam perjalanan mereka dirompak, diperkosa, dan dibunuh bajak laut di Laut Cina Selatan. Sebagian lainnya terombang-ambing karena badai, kehabisan bahan bakar dan karam begitu saja.

Sementara mereka yang berhasil selamat pun menghabiskan waktu hingga beberapa bulan di laut lepas, dan tidak sedikit rekan mereka seperjalanan yang sakit dan meninggal dunia akibat kelaparan.

Akibatnya, setibanya di pulau Galang, Kepulauan Riau, banyak juga diantara mereka yang meninggal akibat wabah penyakit yang diderita pada saat perjalanan. Selain itu, tidak sedikit juga yang mengalami depresi kemudian mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

"Terdapat 503 kuburan pengungsi Vietnam yang meninggal akibat wabah penyakit bawaan dan tidak sedikit pula yang bunuh diri akibat depresi," kata Sumardi.

Pada waktu itu, sambung Sumardi, hidup di pengungsian bersama ratusan ribu pengungsi lainnya bak neraka. Banyak diantara mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

"Tekanan kejiwaan, kriminalitas antar pengungsi sangat tinggi, seperti pemerkosaan, penyiksaan, dan bunuh diri akibat depresi," papar Sumardi menjelaskan.


[is]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews