Pengakuan Mengejutkan, Janji Setia Anggota Gafatar di Batam

Pengakuan Mengejutkan, Janji Setia Anggota Gafatar di Batam

Eks anggota Gafatar saat tiba di Batam dikawal aparat kepolisian. (Foto: Iskandar/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kepulauan Riau sudah ada sejak tahun 2012 lalu, bahkan jumlah anggota mereka sudah menyebar ke sejumlah wilayah Kepulauan Riau seperti Tanjungpinang, Karimun, Dabo Singkep dan daerah lainnya.

Untuk Kepri Gafatar memiliki Sekretariat di Komolek Ruko Kurnia Djaya Alam. Bahkan, organisasi ini terdaftar di Kesbangpol Pemerintah Kota (Pemko) Batam.

Seorang anggota Gafatar yang sudah bergabung sejak 2012 bernama Amin (49) saat ditemui di Asrama Haji, Batam mengatakan, ia tertarik bergabung dengan Gafatar karena visi misi yang dimiliki organisasi tersebut.

"Menurut saya visi misinya bagus, kita selalu melakukan kegiatan sosial dan kebersamaan seperti kegiatan donor darah dan gotong royong," ujar Amin, saat berbincang dengan batamnews.co.id, Jumat (12/2/2016) malam.

Ia menjelaskan, awal bergabung dengan organisasi Gafatar diajak oleh teman. Setelah mendalami lebih jauh tentang Gafatar ia pun rela meninggalkan Batam untuk bekerja di Kalimantan sebagai petani.

"Visinya yakni, terwujudnya tata kehidupan masyarakat bangsa dan negara yang damai sejahtera, beradab, berkeadilan dan bermatabat dibawah naungan tuhan yang maha esa melalui penyatuan nilai-nilai bangsa, peningkatan kualitas kehidupan serta pemahaman dan pengamalan nilai-nilai universal agama rahmat bagi seluruh alam," ucap Amin menjelaskan dengan lancar dan sangat cepat.

Namun, saat disinggung misi organisasi Gafatar tersebut Amin enggan menjawab dengan alasan tidak ingat lagi. "Aduh lupa saya kalau misinya," ujar Amin sambil tertawa ringan.

Saat disinggung apakah ia akan kembali pada kehidupan seperti semula setelah menjalankan pembinaan di Asrama Haji, ia mengaku akan tetap bergabung di organisasi Gafatar yang telah diikutinya sejak tahun 2012 lalu.

"Walaupun kantor sudah tutup, saya akan tetap bergabung di Gafatar karena sudah bergabung dari awal. Ibarat orang masak kan harus sampai matang, dan saya juga harus sampai matang di organisasi ini," ungkapnya.

Bahkan, ia mengaku sangat menyesal harus dipulangkan kembali ke daerah asal. Sebab, ia di sana sudah mulai merasakan kebersamaan dengan penduduk sekitar.

"Saya ngga bisa berbuat apa-apa, dan saat kami pergi masyarakat sana sedih sekali, karena kami oleh suku dayak sana sebagian sudah dianggap saudara dan anak," ucap Amin dengan nada penyesalan.

 

[is]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews