Rupiah Sudah Diangka Rp15.938,50 per Dolar AS Waspada Kenaikan Sejumlah Barang dan Tiket Pesawat

Rupiah Sudah Diangka Rp15.938,50 per Dolar AS Waspada Kenaikan Sejumlah Barang dan Tiket Pesawat

Ilustrasi

Jakarta, Batamnews - Pada Jumat, 27 Oktober 2023, nilai tukar rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.938,50 per dolar AS, dengan mata uang Asia lainnya berakhir variatif di hadapan dolar AS.

Menurut data Bloomberg, nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,12% atau 19 poin menjadi Rp15.938,50 per dolar AS. Indeks greenback, yang mengukur kekuatan dolar di hadapan mata uang utama, cenderung stabil di 106,61.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya memiliki pergerakan yang beragam. Yen Jepang menguat 0,22%, won Korea Selatan menguat 0,29%, yuan China stagnan 0,00%, dan ringgit Malaysia menguat 0,17%. Sementara itu, rupee India melemah tipis sebesar 0,01%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa sentimen terkait laporan mengenai militer AS menyerang sasaran-sasaran yang terkait dengan Iran di Suriah memicu aliran dana ke aset-aset safe haven.

Baca juga: Pelemahan Rupiah dan Konsumen yang Was-was, Bagaimana Nasib Harga Tiket Pesawat?

Pentagon menyatakan bahwa serangan tersebut, yang dilakukan terhadap dua fasilitas di Suriah Timur, merupakan pembalasan atas serangan baru-baru ini terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah. 

Pentagon juga mengungkapkan bahwa serangan terhadap pasukan AS telah meningkat sejak dimulainya konflik Israel-Hamas awal bulan ini. Hal ini meningkatkan kekhawatiran atas eskalasi konflik Timur Tengah yang lebih luas, yang berpotensi menarik lebih banyak kekuatan Arab.

Menurut Ibrahim, fokus pasar juga tertuju pada pertemuan Federal Reserve (The Fed) dan data inflasi. Meskipun bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil, The Fed juga diperkirakan akan mengulangi rencananya untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Baca juga: Antusiasme Masyarakat Pulau Rempang Batam Sambut Musim Panen Rengkam hingga Tahun Depan

Ibrahim menjelaskan bahwa tanda-tanda inflasi AS yang stagnan memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi. Selain itu, data kuat mengenai produk domestik bruto (PDB) AS untuk kuartal ketiga juga memberikan dukungan bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi.

Dari sisi domestik, pemerintah Indonesia optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga 2023 akan tetap kuat, diproyeksikan tumbuh 5,1% secara tahunan (YoY). 

Ini, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya, akan didukung oleh konsumsi domestik yang meningkat dan proyek-proyek pembangunan nasional yang terus berlanjut.

Selain itu, data seperti indeks manufaktur PMI Indonesia masih menunjukkan ekspansi, konsumsi listrik yang tumbuh positif, dan indeks penjualan riil yang terus tumbuh meskipun melambat sedikit.

Ibrahim memprediksi bahwa nilai tukar rupiah akan fluktuatif namun berpotensi ditutup melemah di kisaran Rp15.910 hingga Rp15.970 per dolar AS pada perdagangan pekan depan, Senin, 30 Oktober 2023.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews