Maskapai Asal Malaysia ini Berhenti Beroperasi, Ribuan Penumpang Gagal Terbang

Maskapai Asal Malaysia ini Berhenti Beroperasi, Ribuan Penumpang Gagal Terbang

Maskapai MYAirline (Foto: Fanspage FlyMYAirline)

Malaysia, Batamnews - Maskapai bertarif rendah Malaysia, MYAirline, secara mendadak mengumumkan penghentian operasionalnya mulai Kamis, (12/10/2023), menyebabkan kekacauan besar bagi ribuan penumpang yang terkena dampak. 

Keputusan ini diambil karena masalah keuangan yang mengancam kelangsungan bisnis maskapai tersebut.

MYAirline, yang baru saja memulai penerbangan pada bulan Desember 2022, berhenti beroperasi hanya dalam waktu 10 bulan. Keputusan ini sangat mengejutkan pemerintah Malaysia, serta para pelanggan dan wisatawan yang menggunakan jasa maskapai ini.

Dewan Direksi MYAirline menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pihak yang terdampak. Mereka mengungkapkan, "Kami sangat menyesal dan meminta maaf karena harus mengambil keputusan ini karena kami memahami dampaknya terhadap penumpang setia, karyawan, dan mitra kami."

Baca juga: Kronologi Kasus Pencurian yang Melibatkan Anak di Natuna, Hingga Berujung Restorative Justice

Sebelum mengambil langkah drastis ini, MYAirline telah mencoba menjajaki berbagai kemitraan dan opsi peningkatan modal untuk mengatasi masalah keuangan mereka. Namun, keterbatasan waktu membuat mereka tidak memiliki pilihan lain selain menghentikan operasionalnya.

Otoritas Bandara Malaysia melaporkan bahwa sekitar 5.000 penumpang terdampak dari penghentian operasi MYAirline pada Kamis lalu. Sebanyak 39 penerbangan domestik dan satu penerbangan ke Bandara Don Mueang, Thailand, dibatalkan.

Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke, mengutuk tindakan MYAirline yang menghentikan operasionalnya secara mendadak. Ia menyatakan bahwa tindakan ini mencoreng nama baik negara dan tidak dapat diterima. 

Baca juga: Raffi Ahmad dan Pengusaha Arbi Leo Menjajal Bisnis Trip di Pulau Bangka

"Kami sangat terkejut. Mereka tidak memberi tahu kami. Mereka berhenti beroperasi begitu saja tanpa adanya staf maskapai penerbangan di bandara. Bagaimana kamu bisa menghilang begitu saja? Ini sangat tidak bertanggung jawab," ujar Menteri Loke.

MYAirline juga telah menjual sekitar 125.000 tiket senilai RM20 juta (sekitar Rp66,4 miliar) untuk penerbangan yang dijadwalkan hingga Maret 2024, meninggalkan banyak penumpang yang harus mencari alternatif perjalanan.

Maskapai ini memiliki rute penerbangan ke delapan tujuan domestik di Malaysia dan ibu kota Thailand, Bangkok. MYAirline dimiliki oleh pengusaha Allan Goh Hwan Hua, sementara CEO Rayner Teo, yang memiliki 2% saham di maskapai tersebut, mengundurkan diri dua hari sebelum penghentian operasional dengan alasan kesehatan.

Saat ini, Komisi Penerbangan Malaysia sedang menyelidiki MYAirline atas keluhan bahwa gaji karyawan tidak dibayar dan pengembalian dana kepada penumpang harus segera dilakukan. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews