Potensi Pariwisata Pulau Bintan Meningkat dengan Penerbangan Internasional di Bandara RHF

Potensi Pariwisata Pulau Bintan Meningkat dengan Penerbangan Internasional di Bandara RHF

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad rapat bersama bahas pariwisata dan Bandara RHF

Tanjungpinang, Batamnews, Advertorial - Pulau Bintan, yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau, memiliki potensi besar sebagai destinasi pariwisata, terutama untuk wisatawan mancanegara. 

Untuk mewujudkan potensi ini, upaya sedang dilakukan untuk mengaktifkan kembali penerbangan internasional di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF). Hal ini menjadi topik utama dalam rapat yang berlangsung pada Sabtu, 16 September, di Nirwana Gardens, Lagoi.

Rapat tersebut dipimpin oleh Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, yang didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi provinsi, termasuk Plt. Kepala Dinas Pariwisata II, Luki Zaiman Prawira, Kepala Dinas Kominfo Hasan, dan Kepala Dinas Perhubungan Junaidi. 

Manajemen Bintan Resort Cakrawala (BRC), yang mengelola kawasan wisata Lagoi, juga turut hadir dengan Chief Operating Officer BRC, Abdul Wahab, serta perwakilan dari unsur CIQP (Customs, Immigration, Quarantine, and Port Authorities), termasuk Bea Cukai, Imigrasi, Angkasa Pura, dan Kantor Karantina Kesehatan.

BRC sedang berupaya untuk membawa wisatawan mancanegara ke Pulau Bintan melalui penerbangan khusus atau charter flight dari luar negeri. Namun, upaya ini terkendala oleh pencabutan status bandara internasional untuk Bandara RHF.

Baca juga: Jelajahi Keindahan dan Rekreasi Seru di Jembatan Dompak, Destinasi Wisata Terbaik di Tanjungpinang, Kepri

Abdul Wahab, Chief Operating Officer BRC, mengungkapkan bahwa target kunjungan wisman ke Lagoi Bintan sulit dicapai jika pintu masuk wisman hanya melalui pelabuhan internasional. 

Hingga Agustus 2023, kunjungan wisman ke Pulau Bintan hanya mencapai 343.848 orang, jauh di bawah jumlah kunjungan wisman pada tahun 2019 yang mencapai 1.272.508 orang.

"Kami berharap pemerintah membuka kembali penerbangan internasional ke Bandara RHF, terutama karena akhir tahun nanti akan ada musim monsun yang membuat kapal sulit masuk ke Bintan, sehingga jalur penerbangan adalah yang paling efisien," kata Abdul Wahab.

Beberapa negara, seperti Vietnam, Korea Selatan, Tiongkok, Jepang, Hongkong, dan Filipina, telah menunjukkan minat untuk mengadakan chartered flight ke Bintan. 

Terlebih lagi, BRC sudah membuka kantor representatif di Korea Selatan, membuka peluang besar untuk chartered flight dari Korea Selatan.

Kawasan Lagoi Bintan saat ini juga sedang mengembangkan sejumlah hotel dan resor baru untuk meningkatkan kapasitas kamar. Hotel-hotel baru yang akan segera hadir meliputi Movenpick Hotel, Four Points by Sheraton, Holiday Inn, dan Indigo Hotel. 

Baca juga: Mulai Besok Maxim Mulai Terapkan Tarif Baru di Tanjungpinang dan Bintan: Ini Rinciannya!"

Namun, peningkatan jumlah kamar ini perlu diimbangi dengan peningkatan jumlah wisatawan yang datang.

Abdul Wahab juga mencatat bahwa salah satu penyebab lesunya kunjungan wisman ke Bintan adalah biaya Visa On Arrival (VOA) yang tinggi. VOA sebesar Rp500 ribu per orang untuk 30 hari tidak sesuai dengan tipikal kunjungan wisman ke Lagoi Bintan yang berlangsung selama 3-4 hari.

Gubernur Ansar menyambut baik upaya BRC untuk membawa chartered flight ke Bandara RHF dan mengungkapkan kekecewaannya terkait pencabutan status bandara internasional tersebut. 

Ia telah berusaha bertemu dengan Menteri Perhubungan RI untuk mempertimbangkan kembali status internasional Bandara Raja Haji Fisabilillah.

"Penerbangan internasional ke Bandara RHF dapat dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 tahun 2023, yang mengizinkan Bandar Udara Domestik melayani penerbangan ke dan dari luar negeri untuk kepentingan tertentu, seperti industri pariwisata dan perdagangan," kata Gubernur Ansar.

Terkait masalah VOA, Gubernur Ansar mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Kepri telah mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat untuk mengurangi biaya VOA khusus untuk daerah wisata di Kepri. 

Saat ini, pembahasan ini sedang dalam tahap evaluasi oleh Kementerian Keuangan.

Gubernur Ansar menggarisbawahi pentingnya memberikan insentif kepada wisatawan untuk meningkatkan daya saing pariwisata di Kepri. 

Ia mencontohkan bahwa tempat wisata di negara lain, seperti Phuket di Thailand, berhasil menarik banyak wisatawan karena peraturan visa yang lebih ringan.

"Dua hal ini, yaitu penerbangan internasional dan visa on arrival, adalah perhatian utama kita, karena kesempatan seperti ini tidak datang dua kali, sehingga harus kita manfaatkan dengan baik," kata Gubernur Ansar.

Dalam rapat tersebut, unsur CIQP, termasuk Bea Cukai, Imigrasi, Angkasa Pura, dan Kantor Karantina Kesehatan, menyatakan dukungan mereka untuk mengaktifkan kembali penerbangan internasional ke Bandara RHF.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews