Warga Rempang Akan Direlokasi ke Dapur 3 Sijantung: Rencana Hunian Sementara dan Hunian Tetap

Warga Rempang Akan Direlokasi ke Dapur 3 Sijantung: Rencana Hunian Sementara dan Hunian Tetap

Penampakan maket kampung baru Rempang di Dapur 3 Sijantung (ilustrasi)

Batam, Batamnews - Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) telah merancang relokasi untuk masyarakat Rempang yang terdampak oleh Proyek Strategis Nasional Rempang Eco-City. Rencana ini mencakup hunian sementara dan hunian tetap yang akan disediakan.

Hunian Sementara

Hunian sementara yang telah disiapkan mencakup beberapa lokasi, seperti Rusun BP Batam, Rusun Pemko Batam, Rusun Jamsostek, serta ruko dan rumah. 

Setiap anggota keluarga akan mendapatkan biaya hidup sebesar Rp 1.200.000 per bulan, termasuk biaya air, listrik, dan kebutuhan lainnya, yang sebelumnya adalah Rp 1.034.636 per orang. 

Baca juga: BP Batam Sayangkan Aksi Damai Berubah Menjadi Ricuh: Pegawai dan Polisi Ikut Jadi Korban

Selain itu, biaya sewa hunian sementara juga naik menjadi Rp 1.200.000 per bulan dari sebelumnya Rp 1.000.000. Jika warga memilih untuk tinggal di luar hunian yang disediakan, uang sewa tersebut akan diberikan kepada mereka setiap bulannya.

Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, menjelaskan, "Hunian baru dan biaya hidup ini kami berikan sampai rumah permanen baru untuk masyarakat Rempang yang terdampak selesai dibangun."

Hunian Tetap

Hunian tetap yang disiapkan adalah rumah tipe 45 senilai Rp 120 juta dengan luas tanah maksimal 500 m2. Hunian ini terletak di kawasan Dapur 3 Sijantung, yang sangat menguntungkan untuk pekerjaan nelayan. 

Hunian ini akan diberi nama "Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City" dengan slogan “Tinggal di Kampung Baru yang Maju, Agar Sejahtera Anak Cucu”.

Baca juga: Temui Pendemo, Kepala BP Batam Rudi Buka Ruang Dialog Dengar Aspirasi Masyarakat

Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City akan menjadi kampung percontohan di Indonesia sebagai kampung nelayan modern dan maju. Fasilitas yang akan tersedia meliputi pendidikan (SD, SMP, hingga SMA), pusat layanan kesehatan, olahraga, sosial, ibadah (Masjid dan Gereja), Tempat Pemakaman Umum yang tertata, serta Dermaga untuk kapal-kapal nelayan dan trans hub.

Pembangunan hunian baru ini akan berlangsung selama 12 bulan setelah pematangan lahan, dengan target selesainya tahap pertama pada Agustus 2024.

Baca juga: 5 Orang Pengunjuk Rasa di Kantor BP Batam Dinyatakan Positif Menggunakan Narkoba

Ariastuty menekankan, "BP Batam akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat Rempang Galang."


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews