Aliansi Pemuda Melayu Batam Membatalkan Rencana Aksi Unjuk Rasa Besar-besaran di Kantor BP Batam

Aliansi Pemuda Melayu Batam Membatalkan Rencana Aksi Unjuk Rasa Besar-besaran di Kantor BP Batam

Koordinator Umum Aliansi Pemuda Melayu Kota Batam Dian Ardiandi saat berada di Mapolresta Barelang Batam (Foto: Asrul/Batamnews)

Batam, Batamnews.co.id - Aliansi Pemuda Melayu, yang sebelumnya berencana untuk menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada hari ini, akhirnya memutuskan untuk membatalkan rencana tersebut.

Keputusan ini diambil setelah pertimbangan yang matang, demi menjaga kondusifitas dan keamanan di wilayah tersebut.

Koordinator Umum Aliansi Pemuda Melayu Kota Batam, Dian Arniandi, menjelaskan bahwa pembatalan aksi unjuk rasa tersebut merupakan langkah yang diambil untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, serta untuk menjaga stabilitas keamanan di Batam hingga bentrokan.

Baca juga: 

Aliansi Pemuda Melayu Ajukan Penangguhan Penahanan Delapan Rekan Mereka ke Kapolresta Barelang

Kapolresta Barelang Akan Kabulkan Permohonan Penangguhan Penahanan Delapan Tersangka Bentrok di Rempang Galang

Kepala BP Batam Komitmen Sediakan Hunian Bagi Masyarakat Rempang Galang di Dapur 3 Sei Jantung

 "Bahwasannya kami Aliansi Pemuda Melayu Kota Batam membatalkan unjuk rasa secara damai di Kantor BP Batam, untuk menjaga kondusifitas," ujar Dian di Mapolresta Barelang, Minggu, 10 September 2023, malam.

Dian juga mengungkapkan bahwa aksi unjuk rasa yang direncanakan awalnya melibatkan tidak hanya Aliansi Pemuda Melayu, tetapi juga beberapa LSM lainnya.

Keputusan ini diambil untuk menghindari potensi benturan atau konflik yang dapat mengganggu ketertiban umum.

Baca juga: Reaksi Organisasi Kemasyarakatan Terhadap Konflik Relokasi di Rempang dan Galang Batam

Pembatalan aksi ini adalah hasil dari pertemuan Dian dengan Kapolresta Barelang Kombes Pol. Nugroho Sik dan Kepala BP Batam Muhammad Rudi pada malam Minggu.

Dalam pertemuan tersebut, Dian memastikan bahwa pembatalan ini bukan akibat tekanan dari pihak kepolisian atau pihak lainnya.

Dian juga menegaskan bahwa keputusan ini telah diajukan dan disetujui oleh berbagai elemen organisasi dan masyarakat yang berencana untuk mengikuti aksi unjuk rasa tersebut.

Sejumlah massa sudah berdatangan ke Batam diantaranya dari Kalimantan Barat, Riau, Jambi, dan Jakarta hingga Tanjungbalai Karimun.

"Makanya tadi saya telat, saya dudukkan dengan teman-teman dan jelaskan agar tidak salah paham," ujar Dian.

Baca juga: Penjelasan BP Batam Terkait Pengukuran Hutan di Rempang Galang dan Konflik yang Muncul

Selain itu, Dian mengungkapkan bahwa pembatalan aksi ini juga didasari oleh jaminan dari pihak kepolisian terkait penangguhan penahanan terhadap sekitar delapan orang yang terlibat dalam aksi unjuk rasa.

"Demi Allah, demi Rasulullah tidak ada tekanan," ujar Dian.

Hal ini merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keputusan Aliansi Pemuda Melayu Batam untuk membatalkan rencana tersebut.

Sebelumnya, pada tanggal 7 September 2023, upaya petugas dari BP Batam dan BPN Kota Batam untuk mengukur lahan di Rempang Galang telah menghadapi penolakan dari warga setempat.

Insiden ini sempat memicu bentrokan antara warga dan aparat keamanan yang dikerahkan ke lokasi.

Baca juga: Konflik Pengembangan Pulau Rempang di Batam: 5 Fakta Penting yang Perlu Diketahui

Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, beberapa warga dan polisi mengalami luka-luka, dan anak-anak terkena paparan gas air mata.

Namun, kondisi keamanan di wilayah tersebut telah kembali pulih.

Dengan pembatalan aksi unjuk rasa ini, diharapkan situasi di Kota Batam dapat tetap kondusif dan aman, serta berlanjutnya dialog dan mediasi antara pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews