Gani Lasya dan Mimpi Anak Pulau (1)

Film Mimpi Anak Pulau: Gani Lasya Tersadar Baca Surat Adik Putus Sekolah

Film Mimpi Anak Pulau: Gani Lasya Tersadar Baca Surat Adik Putus Sekolah

Konferensi pers para pemain Mimpi Anak Pulau. (Foto: Istimewa)

BATAMNEWS.CO.ID - Selayak anak-anak pulau yang menghabiskan hari-hari di antara darat dan lautan, Gani tak takut air, tak takut hujan
dan angin. 

Air adalah sahabat, pun hujan dan semilir angin adalah kipas-kipas kehidupan. Bahkan, di malam sunyi pun, Gani masih menyelam bersama deburan ombak dan impian.

Di atas kardus-kardus laut, di lantai kumuh dek kapal, Gani terserap, terhisap, terkulai lunas dalam perjalanan mistis bersama para bidadari langit. Berhari-hari melintasi samudra raya menuju Medina Veranda, kota pelajar yang diimpikannya.

Dan akhirnya, memang aneh bin ajaib, seorang sarjana Tafsir-Hadits, bisa-bisanya mengurusi Pelabuhan. Kalau sekedar khutbah dan ceramah agama di lingkungan pekerja perkapalan, boleh jadi sudah biasa dan banyak orang mampu melakukannya. 

Tapi menjadi pegawai yang berdinas mengurusi kapal-kapal raksasa di kota pelabuhan transhipment, pariwisata dan perdagangan, itu merupakan hil yang meustahal.

Itu sekelumit tulisan Abidah El Khalieqy dikenal sebagai penyair, novelis, dan cerpenis.Ia menulis novel biografi tentang kehidupan Gani Lasya masa kecil yang hidupnya bergelut dengan ombak laut di tengah hidup sangat sederhana. 

Kemudian novel biografi itu diangkat ke layar lebar. "Saya ingat begitu sulit kehidupan kami masa kecil," kata Gani Lasya dalam kata sambutannya di acara pemutaran film "Mimpi Anak Pulau" di Planet Hotel ( Minggu,17/01/2015) yang disaksikan   350 penonton. 

Kehidupan pahit itu kemudian mulai terasa manisnya. Dalam renungan teringat masa kuliah yang ibunya bekerja keras untuk mencari uang agar anaknya Djani Lasya ( Kini Gani Lasya) bisa menyelesaikan pendidikan tinggi di Yogyakarta. 

Gani Lasya masih menyimpan surat dari adiknya bernama Abdullah Sani. Dalam surat itu tertulis: "Saya berhenti sekolah, karena membantu mamak mencari uang untuk sekolah kakanda.” Demikian bunyi surat tersebut. 

Gani Lasya pun terenyuh. Ia kemudian bangkit. Perjuangannya tak sia-sia. Saat ini Gani adalah salah satu Deputi di BP Batam.

Surat inilah mengilhami Gani Lasya untuk membuat buku, yang akhirnya terwujud berupa novel biografi, kemudian diangkat ke layar lebar.

 

[rum]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews