Dibalik Kemenangan Kelompok Tari Singa Yiwei Singapura di Malaysia, Ada Kisah Miris

Dibalik Kemenangan Kelompok Tari Singa Yiwei Singapura di Malaysia, Ada Kisah Miris

Dibalik kemenangan Tim Tari Singa Singapura di Malaysia ada kisah miris (tangkapan layar/cna)

Singapura, Batamnews - Meskipun menghadapi keterbatasan dana dan anggota, sebuah kelompok tari singa lokal tetap berhasil meraih posisi teratas dalam sebuah kejuaraan internasional baru-baru ini. 

Mereka berhasil mengalahkan 35 tim lainnya dari berbagai negara seperti China, Amerika Serikat, Prancis, dan juara bertahan Malaysia.

Kelompok tari singa dari Asosiasi Olahraga Yiwei Singapura berhasil mengakhiri rangkaian kemenangan Malaysia selama 13 edisi selama 28 tahun, dan meraih medali emas dalam Kejuaraan Tari Singa Dunia Genting pada Minggu lalu (6/8/2023).

Baca juga: Tim Barongsai Singapura Pecahkan Dominasi Malaysia, Juara Kejuaraan Dunia Genting

Salah satu anggota tim yang berperan sebagai "ekor" singa dalam tim pemenang, Jarell Tock, telah menjadi penari singa sejak usia lima tahun. Dia mengungkapkan bahwa ketertarikannya terhadap olahraga ini terbentuk dari pengaruh ayahnya, yang juga menjadi pelatih tim.

"Dengan berhasil meraih prestasi ini, kami merasa sangat bangga untuk mewakili Singapura," ungkap Jarell Tock yang kini berusia 24 tahun.

"Kami memiliki tekad untuk merebut gelar juara ini untuk Singapura, karena sebelumnya belum ada tim lain yang mampu menghentikan rekor kemenangan Malaysia. Oleh karena itu, kami mempersiapkan diri secara intensif menuju Kejuaraan Genting ini."

Kepala tim asisten, Kiefer Teo, mengungkapkan bahwa kunci kemenangan mereka adalah latihan yang intensif dan teratur.

Baca juga: Syazwan Abdul Majid: Pewaris Pulau Ubin Singapura yang Berkomitmen Lindungi Warisan Budaya Muslim

"Kami telah mempersiapkan diri dengan sangat baik karena kami berlatih sepanjang tahun tanpa henti. Bahkan saat di luar musim kompetisi, kami tetap melatih diri," ujar Kiefer Teo seperti dilansir CNA, Sabtu (12/8/2023).

Kelompok ini terdiri dari penari-penari muda berusia antara 13 hingga pertengahan 20-an, yang menjalani latihan sebanyak empat kali seminggu secara rata-rata. 

Namun, menjelang periode persiapan kompetisi, intensitas latihan ditingkatkan hingga mencapai enam kali seminggu, dengan hanya hari Sabtu sebagai hari istirahat.

Baca juga: Badan Pangan Singapura Tarik Telur Asal Ukraina dari Peredaran: Ditemukan Bakteri Salmonella

Kesulitan Dana dan Rekruitmen Anggota

Meskipun asosiasi ini aktif mencari sponsor, biaya tetap menjadi hambatan karena mereka tidak mendapatkan dukungan subsidi dari pemerintah, jelas Kiefer Teo.

Semua biaya, termasuk peralatan, kostum, sewa tempat, biaya kompetisi, tiket pesawat, dan akomodasi, sepenuhnya ditanggung oleh asosiasi Yiwei dan para anggotanya.

Kiefer Teo menambahkan bahwa kelompok ini juga kesulitan dalam mencari tempat latihan yang memadai. Terkadang, jika beruntung, mereka bisa berlatih di area parkir yang disediakan oleh para sponsor mereka.

"Kami membutuhkan tempat yang luas dengan langit-langit tinggi. Di Singapura, kami sulit menemukan tempat sebesar itu yang bisa kami sewa. Namun, kami beruntung memiliki sponsor yang baik hati yang memberikan izin kepada kami untuk berlatih di area parkir mereka."

Baca juga: Perubahan Ketat Rekrutmen PMI di Singapura, Dubes Indonesia: Calon Pekerja Harus Lewat Agency

Selain masalah pendanaan, kelompok ini juga menghadapi tantangan dalam merekrut anggota baru.

"Semakin sedikit pemuda yang tertarik untuk bergabung dengan tari singa karena adanya hal-hal lain seperti media sosial dan permainan yang bisa dimainkan daripada harus mengikuti latihan yang melelahkan," jelas Jarell Tock.

Asosiasi tersebut terus mencari anggota baru, mengingat saat ini mereka sedang melatih empat tim. Menariknya, kelompok ini memiliki anggota perempuan dan juga anggota dari latar belakang etnis yang berbeda. Meskipun demikian, upaya rekrutmen anggota baru masih belum menghasilkan respon yang optimal.

Baca juga: 9 Fakta Unik Singapura yang Menginspirasi

"Kami melihat penurunan jumlah orang yang bergabung. Tari singa adalah olahraga yang tidak bisa kami paksa orang untuk menyukainya," kata Kiefer Teo.

"Namun yang dapat kami lakukan adalah menyediakan fasilitas pelatihan yang terbaik bagi mereka yang benar-benar mencintai tari singa."


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews