Batam, Batamnews - Puluhan pengemudi taksi dan ojek online yang tidak tergabung dengan Grab di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, melakukan aksi protes di depan Kantor Grab setempat yang terletak di Ruko Botania 2, Kecamatan Belian, pada Senin (10/7/2023).

Selain itu, mereka juga mengancam akan mematikan aplikasi selama tiga hari ke depan, dimulai dari Senin hingga Rabu.

Kantor Grab terlihat dalam keadaan tertutup, sehingga para pengemudi taksi dan ojek online tidak dapat menemui perwakilan Grab.

Baca juga: Peningkatan Aksesibilitas: Eskalator Tambahan Dibangun di Stasiun MRT Little India dan Toa Payoh Singapura

Aksi protes dilakukan sebagai reaksi terhadap pembatasan area yang dilakukan oleh Grab di Bandara Hang Nadim.

Selain pembatasan area, terdapat empat tuntutan yang mereka sampaikan, antara lain permintaan untuk mengaktifkan fitur roda dua di bandara, menyamakan tarif, dan meminta agar aplikasi Gojek dan Maxim memutus kemitraan dengan 30 mitra yang tergabung di Grab bandara.

Ketua Solidaritas Online (SOB), Feryandi Tarigan, menyampaikan hal tersebut. "Grab seakan-akan mengabaikan kami yang lain. Padahal, kami adalah perintis di sini. Seharusnya kami juga diperhatikan," ujarnya di lokasi setelah aksi protes.

Baca juga: Peringatan Cuaca Batam Hari Ini: Hujan Lebat dan Potensi Banjir Hari Ini

Feryandi mengatakan bahwa jika pembatasan area tidak dapat dicapai atau mencapai jalan buntu, ia berharap Grab dapat menyamakan harga atau tarif pengangkutan penumpang.

Selain itu, ia juga berharap Grab dapat meniru apa yang dilakukan di Pelabuhan Harabour Bay Batam. Di sana, terdapat bangunan fasilitas umum yang didirikan oleh Grab, tetapi dapat dinikmati oleh semua penyedia aplikasi.

"Jadi semuanya sama. Tidak ada perbedaan di antara kita. Jadi saya berharap itu menjadi contoh yang juga dapat diimplementasikan di bandara," tambahnya.