Museum Raja Ali Haji: Monumen Baru Sejarah dan Budaya Batam

Museum Raja Ali Haji: Monumen Baru Sejarah dan Budaya Batam

Museum Raja Ali Haji Kota Batam yang terletak di Dataran Engku Putri Batam Centre (Foto: Batamnews)

Batam, Batamnews.co.id - Museum Raja Ali Haji, yang merupakan museum daerah pertama milik Pemerintah Kota Batam, telah menjadi landmark baru yang berharga bagi komunitas budaya lokal. Museum ini, yang berada di dalam satu kawasan dengan Kantor Walikota Batam dan Alun-Alun Batam Centre, menjadi simbol baru perjuangan dan pengetahuan kultural di kota ini.

Bangunan yang sekarang menjadi museum ini pernah dipakai sebagai tempat pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-25 pada tahun 2014.

Mulai didaftarkan sejak tahun 2019, museum ini mengalami transformasi menjadi sebuah pusat budaya dan sejarah yang penuh warna, berisi 15 ruang pamer koleksi yang menggambarkan perjalanan panjang Kota Batam sejak zaman Kerajaan Melayu Riau-Lingga hingga menjadi kota administratif dan kotamadya seperti saat ini.

Bagi para pelaku budaya di Kota Batam, Museum Raja Ali Haji adalah buah dari implementasi Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) yang dirancang pada tahun 2019.

Baca juga: Puluhan Taksi Konvensional di Bandara Hang Nadim Batam Transformasi ke Online, Penerapan Mulai Jumat 7 Juli

“Kami sangat bersyukur ketika salah satu rekomendasi PPKD untuk membangun museum sebagai pusat Pemajuan Kebudayaan ditindaklanjuti secara serius oleh Walikota,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata.

Pembangunan museum ini dipicu oleh hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia pada tahun 2017, yang menunjukkan bahwa masyarakat Kota Batam ingin mengunjungi museum dan galeri sebagai tujuan wisata lokal.

Sayangnya, pada saat itu belum ada fasilitas semacam itu di kota ini.

Baca juga: Presiden Jokowi ke Karimun, Lapak Pedagang Pasar Puan Maimun Ditertibkan

Setelah didaftarkan pada tahun 2019, pengelola Museum Raja Ali Haji langsung bergerak cepat membenahi infrastruktur.

Selain itu, dalam setahun terakhir, mereka juga mulai memindahkan berbagai benda bersejarah ke dalam museum dan melakukan negosiasi dengan berbagai pihak yang diketahui memiliki benda-benda bersejarah terkait dengan Kota Batam.

Pada tahun ini, sudah diajukan proposal ke Walikota Batam untuk pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum di bawah Disbudpar Kota Batam.

Selain itu, Museum Raja Ali Haji telah diproyeksikan sebagai tempat pelaksanaan beberapa program kebudayaan di Kota Batam, termasuk program Kenduri Seni Melayu.

"Kami berharap museum ini menjadi contoh untuk mengembangkan lebih banyak museum di Kota Batam, khususnya museum tematik. Dan juga kami berharap museum ini menjadi sumber inspirasi bagi semua pihak, khususnya pelaku kebudayaan di Kota Batam," tutup Ardiwinata.

Dengan harapan tersebut, Museum Raja Ali Haji menunjukkan potensi besar untuk membantu membangun pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah dan budaya Batam, serta memberikan kontribusi penting bagi pengembangan dan pemajuan kebudayaan setempat.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews