Pelajaran Berharga Setelah Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20

Pelajaran Berharga Setelah Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20

Piala Dunia U20 (Foto: Ist)

Menpora Iman Nahrani mengirim surat kepada Presiden Jokowidodo pada bulan Juli 2019 untuk mengajukan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2021. Pada akhir Oktober 2019, FIFA menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah baru, mengalahkan Peru dan Brazil yang juga mengajukan diri.

Namun, acara tersebut dibatalkan karena pandemi Covid-19 dan dijadwalkan kembali pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023. Namun, pada tanggal 29 Maret 2023, Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua PSSI Erick Thorir bertemu di Doha, Qatar, dan memutuskan untuk mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Alasannya adalah Indonesia tidak dapat memberikan jaminan keamanan bagi tim nasional Israel dan FIFA menolak diskriminasi Indonesia terhadap timnas Israel. Selain itu, ada beberapa kontroversi dan masalah lain terkait dengan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Pembatalan ini akan berujung pada sanksi ke PSSI dan Indonesia juga harus merugi besar karena telah mengeluarkan banyak dana dalam persiapan menyambut Piala Dunia U-20 2023. Banyak argumen yang muncul dari masyarakat, mulai dari masalah politik hingga kegagalan Indonesia dalam menghadapi permasalahan tersebut.

Meskipun Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Pemerintah Indonesia berusaha memberikan yang terbaik untuk kesejahteraan bangsa Indonesia dan akan terus bekerja keras untuk membenahi sepak bola Indonesia agar dapat berjaya di masa yang akan datang.

Kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 ini menimbulkan kekecewaan bagi banyak pihak, terutama bagi para pemain, pelatih, dan penggemar sepak bola di Indonesia. Sebagai sebuah negara besar dengan populasi yang besar dan potensi sepak bola yang besar, Indonesia memiliki harapan besar untuk dapat menjadi tuan rumah ajang sepak bola internasional seperti Piala Dunia U-20.

Meski begitu, kegagalan ini juga menjadi pelajaran bagi Indonesia dalam meningkatkan kesiapan dan persiapan sebagai tuan rumah ajang internasional di masa depan. Hal ini termasuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara Pemerintah Indonesia dan FIFA dalam mempersiapkan dan mengatasi masalah yang muncul dalam penyelenggaraan ajang tersebut.

Selain itu, penting bagi Indonesia untuk tidak mengaitkan isu politik dengan ajang sepak bola internasional seperti Piala Dunia U-20. Sepak bola harus dilihat sebagai ajang yang dapat menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya, bukan sebagai alat politik yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan.

Dalam menghadapi masa depan, Indonesia perlu terus bekerja keras dan berkomitmen untuk memajukan sepak bola Indonesia, meningkatkan prestasi tim nasional, dan meningkatkan kualitas infrastruktur olahraga di Indonesia. Dengan melakukan hal ini, Indonesia akan dapat menjadi tuan rumah ajang internasional yang sukses di masa yang akan datang.


Oleh:Asrida Zendrato 
NIM : 22103003
Mahasiswa Jurusan Sosiologi


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews