Duh, Kasus TBC RI Ngegas! Jadi Terbanyak ke-2 di Dunia

Duh, Kasus TBC RI Ngegas! Jadi Terbanyak ke-2 di Dunia

Ilustrasi tuberkulosis. Foto: Getty Images/iStockphoto/Liliia Lysenko

Jakarta - Penyakit TBC atau tuberkulosis menjadi salah satu masalah kesehatan yang mendapat perhatian khusus pemerintah. Temuan kasus di 2022, melonjak drastis di angka 900 ribu, kasus pada anak juga meningkat lebih dari 200 persen.

 

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS mengaku terkejut dengan data kasus tuberkulosis di Indonesia.

"Tuberkulosis ini masih jadi masalah di dunia termasuk di Indonesia. Kita naik lagi tahun lalu sudah naik lagi jadi nomor 2 dengan kasus TBC terbanyak di dunia," ucap dr Maxi dalam acara perilisan pelatihan jarak jauh (e-learning) penanggulangan tuberkulosis Kementerian Kesehatan RI bersama USAID, Jumat (17/3/2023).

dr Maxi menjelaskan saat ini Indonesia berada di peringkat kedua setelah India. Sebelumnya, Indonesia menempati peringkat ketiga setelah China.

Untuk perhitungan terbaru di tahun 2023, dr Maxi berharap bahwa angka kasus TBC di Indonesia tidak meningkat lagi.

"Kita sekarang ada di ranking 2 dengan perkiraan kasus itu 969.000 per tahun kalau diangkakan itu incidence-nya sekitar 354/100.000," jelas dr Maxi.

"Tadinya kita sudah 301/100.000 setara dengan 824.000. Tapi perhitungan dari WHO dengan metode matematik kita naik lagi. Saya nggak tahu di 2023 ini kita ini kita lagi dihitung berapa. Mudah-mudahan nggak naik itu," sambungnya.

Adapun dr Maxi juga menambahkan bahwa angka kematian karena TBC di Indonesia di tahun 2021 sangat tinggi. Bahkan jumlahnya melebihi angka kematian karena COVID di awal pandemi.

"Kita tentu melihat kalau laporan dari WHO 2021 angka kematian kita cukup mengagetkan itu. 55/100.000 atau sekitar 150.000 orang yang meninggal tahun 2021. Tahun 2020 saat COVID yang meninggal karena COVID hanya 46.000 lebih," jelasnya.

"Tahun 2020 dilaporkan kita yang meninggal karena TB 93.000 jadi hampir dua kali. Jadi yang meninggal karena TB itu lebih banyak daripada yang meninggal COVID, kecuali yang mungkin saat Delta 100.000 lebih yang meninggal. Tapi kalau situasi normal penyakit TB kematiannya cukup tinggi ya," pungkasnya.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews